Harga Minyak Naik, Saatnya Investor Balik ke Hulu Migas

0

Jakarta, Pelita Online – Harga minyak mentah dunia merangkak naik, dengan rata-rata menyentuh angka US$60 dolar per barel hari ini. Kondisi ini, diharapkan menjadi suatu dampak yang positif bagi investasi sektor hulu migas.

Wakil Kepala SKK Migas, Sukandar mengatakan, hal ini merupakan momentum baik bagi investor untuk kembali berinvestasi dan meningkatkan investasinya di sektor hulu migas.

Bahkan, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) saat ini, pun berada di angka US$59 per barel, atau hampir menyentuh angka US$60 per barel.

“Hari ini ICP sudah 59 koma dolar. Jadi, kalau misalnya 60 dolar, itu seharusnya sudah provide reasonable return (ada tingkat pengembalian tinggi) untuk investor,” kata Sukandar di kantor SKK Migas, Jumat 5 Januari 2018.

Harga minyak dunia disebutnya memang cenderung naik turun. Namun, apabila harga minyak melambung tinggi mencapai US$100 dolar per barel, maka tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return/IRR) hulu migas akan bisa mencapai persentase double digit.

“Pada saat harga minyak itu US$100 per barel, IRR-nya akan tinggi, mungkin double digit malah sampai angka 3 (30 persen),” kata dia.

Dengan harga minyak yang berada pada angka US$60 per barel sudah memberi hasil yang positif di sektor hulu. “Kalau di level 60 dolar ini menurut saya, bisa dapat 20 persen lebih dikit. Jadi, mestinya cukup-lah, 18, 22, 23 persen, itu mestinya sudah atraktif bagi si perusahaan minyak. Saya kira, IRR 20 persen sudah oke,” katanya.

Sementara itu, Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi menyebut, hal penting selain harga minyak untuk menarik investor adalah kepastian sebuah regulasi.

“Untuk tarik investor, selain harga minyak, mengenai kepastian itu sangat penting. Ketentuan jangan berubah-rubah, termasuk kepastian izin ini berapa lama. Jangan dia ajukan saja, tetapi enggak tahu kapan terbit. Investor cari kecepatan proses maupun pengambilan keputusan,” ujar dia.

Viva.co.id

LEAVE A REPLY