Inilah Manfaat di Balik Anjuran Nabi Tidur Miring ke Kanan

0

Pelita.Online – Dalam sebuah riwayat Al-Bara′ bin Azib menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

“Apabila kamu hendak berangkat ke tempat tidurmu maka berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat, kemudian berbaringlah pada sisi badan sebelah kanan…,” (HR. Bukhari-Muslim)

Memang benar bahwa tidak ada syariat satu pun dalam agama islam kecuali memabawa maslahat bagi umat manusia. Baik maslahat bagi jiwanya maupun maslahat bagi jasmaninya. Begitu juga dengan anjuran Nabi Saw dalam hadis di atas. Ternyata tidur dalam posisi berbaring sebelah kanan menyimpan rahasia medis yang luar biasa.

Sebenarnya ketika tidur, seseorang mungkin saja melakukannya dengan cara tengkurap, telentang, atau berbaring pada salah satu sisi badan; sebelah kanan maupun kiri. Tapi tahukah anda bagaimana posisi tidur yang paling baik demi kesehatan seluruh anggota badan?

Ketika seseorang tidur tengkurap, menurut Dr. Zhafir Al-Athar, “Sesaat kemudian, ia akan merasakan sesak nafas. Sebab, beban punggung yang begitu berat menghalangi dada untuk mengembang dan mengempis saat menarik dan mengeluarkan nafas. Posisi tidur seperti ini juga dapat menyebabkan kebengkokan secara paksa pada ruas tulang tengkuk serta gesekan alat kelamin dengan tempat tidur yang mendorong untuk melakukan onani atau masturbasi. Selain itu, posisi tersebut dapat membuat jantung dan otak semakin bekerja keras.”
Seorang peneliti dari Australia mencatat bahwa tingginya persentase kematian anak-anak secara tiba-tiba mencapai tiga kali lipat tatkala mereka biasa tidur tengkurap dibandingkan anak-anak yang tidur pada salah satu sisi badan. Majalah Times juga memublikasikan sebuah penelitian serupa yang dilakukan oleh orang-orang Britania yang menegaskan tingginya persentase kematian secara tiba-tiba di kalangan anak-anak yang biasa tidur tengkurap.

Satu hal yang benar-benar menakjubkan, ternyata banyak penelitian modern senada dengan apa yang diperintahkan Rasulullah. Yakni dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, “Rasulullah SAW pernah melihat seseorang tidur tengkurap. Lantas, beliau pun bersabda:

إن هذا ضجعة لا يحبها الله

′Sesungguhnya, tidur seperti ini tidak disukai Allah′.” (HR Ahmad (14993), Abu Dawud (4383), Tirmidzi (3692) kitab Al-Adâb dan lafal tersebut adalah miliknya)

Adapun tidur telentang, masih menurut Dr. Al-Athar, dapat menyebabkan pernafasan melalui mulut. Sebab, mulut akan terbuka tatkala tidur telentang. Ini dikarenakan adanya kelonggaran pada rahang bagian bawah. Padahal, hidung adalah alat yang telah dipersiapkan untuk bernafas yang di dalamnya terdapat rambut dan ingus. Keduanya berfungsi membersihkan udara yang masuk. Selain itu, dalam hidung juga terdapat banyak pembuluh darah untuk menghangatkan udara.

Bernafasnya orang yang tidur dari mulut akan menyebabkan lidahnya tertutup oleh lapisan putih yang menimbulkan bau mulut tidak sedap. Pada wanita, ia akan menekan bagian bawah lidah sehingga wanita tersebut akan merasa cemas (gelisah).

Tidur pada sisi sebelah kiri juga tidak dibenarkan. Sebab, hati berada di bawah tekanan paru-paru sebelah kanan yang lebih besar ukurannya dibandingkan paru-paru sebelah kiri. Hal itu dapat mempengaruhi tugas dan fungsi paru-paru, khususnya bagi orang yang berusia lanjut. Bagian lain yang ikut terkena imbasnya adalah perut. Perut yang terisi penuh akan terhimpit. Himpitan itu pun akan mengenai jantung dan liver. Liver merupakan isi perut yang paling berat dan posisinya tidak kokoh. Ia hanya tergantung pada ikatan yang ada pada sisi sebelah kanan.

Akibatnya, ia akan menghimpit jantung dan perut yang menyebabkan terlambatnya pengosongan makanan dalam perut. Riset yang dilakukan oleh dua ilmuwan, Jalth dan Putzeyh membuktikan bahwa perjalanan makanan dari perut menuju usus selesai dalam waktu 2,5-4,5 jam saja apabila seseorang tidur pada sisi badan sebelah kanan. Namun, jika tidur pada sisi badan sebelah kiri, hal itu baru bisa diselesaikan dalam waktu 5-8 jam.

Jadi, tidur pada sisi badan sebelah kanan merupakan posisi yang benar. Sebab, paru-paru sebelah kiri lebih kecil daripada yang sebelah kanan, sehingga lebih ringan bebannya bagi jantung. Hati pun dalam keadaan stabil tidak tergantung. Perut juga dapat beristirahat di atasnya dengan penuh relaksasi. Selain itu, lebih mudah untuk mengosongkan makanan yang ada di dalam perut sesudah mencernanya. Lebih dari itu, tidur pada sisi badan sebelah kanan dianggap sebagai tindakan medis terbaik yang memudahkan tugas batang tenggorokan rongga paru-paru kiri untuk mempercepat pengeluaran kotoran berupa ingus.

Selanjutnya, Dr. Ar-Rawi berkomentar, “Terjadinya pelebaran rongga-rongga paru-paru (bronkiektasis) adalah di sebelah kiri, tidak pada sebelah kanan. Sebab, rongga-rongga paru-paru kanan secara bertahap naik ke atas (sedikit miring) yang mempermudah pengeluaran kotorannya melalui silia bronkial. Adapun rongga paru-paru kiri dalam posisi vertikal sehingga menyulitkan pembuangan kotorannya ke atas. Sehingga, menumpuklah kotoran-kotoran tersebut pada lower lobus (lobus bawah paru) yang menyebabkan bronkiektasis (pelebaran rongga-rongga). Tanda-tandanya, banyak membuang dahak pada pagi hari.

Penyakit ini bisa meningkat menjadi penyakit berbahaya, seperti abses paru-paru dan penyakit ginjal. Penyakit-penyakit tersebut bisa diminimalisir dengan terapi tidur pada sisi badan sebelah
kanan, sebagaimana yang dianjurkan oleh Nabi SAW di atas.

Kiblat.net

LEAVE A REPLY