Jokowi Tegaskan Tidak Mau Tergesa-gesa Evakuasi WNI di Kapal Diamond Princess

0

Pelita.online – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan bahwa pemerintah hati-hati dalam melakukan evakuasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Kapal Pesiar Diamond Princess. Apalagi, saat ini virus corona tidak lagi hanya di Wuhan, China tapi juga ke negara lain seperti Korea, Iran, Jepang, dan Italia.

“Semuanya keputusan harus hati-hati. Tidak boleh tergesa-gesa. Kita memiliki 267 juta penduduk Indonesia yang juga harus dihitung dan dikalkulasi semuanya. Hati-hati. Saya selalu pesan pada menko, pada menteri, hati-hati memutuskan. Hati-hati, berhitung dalam menyelesaikan ini. Tidak bisa kita didesak-desak. Tidak bisa kita tergesa-gesa, ndak. Harus tepat. Seperti di Natuna yang kemarin,” katanya di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (26/2/2020).

Di sisi lain pemerintah juga masih melakukan negosiasi dengan Pemerintah Jepang terkait hal ini. Terlebih lagi saat ini pemerintah masih melakukan evakuasi terhadap 188 WNI yang ada di Kapal Pesiar World Dream. Seperti diketahui, pemerintah melakukan evakuasi terhadap WNI tersebut menggunakan Kapal Suharso.

“Ini juga masih negosisasi dengan Pemerintah Jepang. Ini saja (evakuasi WNI dari World Dream) belum sampai di Pulau Sebaru. Sehingga kalau sudah sampai ditata, kita menyiapkan yang ini lagi. Tidak semudah itu diplomasi dan negosiasi. Tidak segampang itu. Tapi kita akan secepatnya menyelesaikan ini,” paparnya.

Jokowi mengaku sudah rapat beberapa kali untuk membahas proses evakuasi ini. Dia mengatakan bahwa memang pemerintah memutuskan untuk mengevakuasi WNI yang berada di World Dream terlebih dahulu.

“Kemudian diputuskan terlebih dahulu yang ada di World Dream. Jumlahnya lebih banyak yaitu 188 yang itu juga yang berada di dekat kita. Sehingga saya perintahkan untuk ini diselesaikan dulu. Segara dijemput pakai KRI Suharso,” tuturnya.

Dia juga mengungkapkan dalam memilih lokasi observasi pemerintah mempertimbangkan bebarapa hal. Mulai dari kapasitas hingga fasilitas. “Akhirnya diputuskan di Pulau Sebaru di Kepulauan Seribu karena kesiapannya lebih baik,” ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan bahwa ada dua opsi dalam melakukan evakuasi WNI di Jepang yakni menggunakan jalur laut maupun udara. Di sisi lain lokasi untuk observasi juga belum diputuskan. “Ada dua, laut maupun pesawat. Ada risiko dan itungan-itungannya. Pulaunya di mana juga belum. Jangan dianggap mudah,” pungkasnya.

 

Sumber : Sindonews.com

LEAVE A REPLY