JPS Sebut Temses Gagal Paham ; Politik Identitas Cederai Bhineka Tunggal Ika

0

Pelita.online, Makassar – Koordianator Jaringan Peduli Sulsel, Muhammad Arfah menyayangkan issue sarah yang dicuatkan salah satu team Paslon di Pemilihan walikota Makassar 2020

” Seperti yang terjadi belakangan ini viral dimedia sosial, salah satu oknum ketua Ormas di Kecamatan Tamalanrea yang disinyalir tim salah satu kandidat. melakukan pertemuan dan menyinggung sekaligus memojokkan etnis tertentu sebagai ajakan untuk memenangkan kandidatanya dipemilihan walikota Makassar. ” ujar Dosen Polinas ini saat ditemui di salah satu warkop bilangan Jl. Pengayoman, Kamis 10/09/2020 siang tadi

Menurutnya, Pilkada Kota Makassar telah diwarnai berbagai cara yang bertentangam dengan semangat demokrasi oleh oknum yang mengatasnamakan penyambung lidah salah satu kandidat, namun sayang Arfah enggan membeberkan lebih jauh identitas kandidat tersebut

” Pilwali sudah memasuki tahapan. Tim kandidat sudah mulai melakukan kerja kerja poltik dengan berbagai cara untuk mencari dukungan simpati kepada rakyat untuk memenangkan calon yang di usung namun perilakiu tim suskes salah satu paslon merupakan tokoh pemberdayaan masyarakat dari Kecamatan Tamalanrea seharusnya menjadi panutan, tapi justru menggunakan POLITIK IDENTITAS untuk mencari dukungan dengan memojokkan etinis tertentu dikota Makassar, ” sesal akdemisi ini

Bahkan pria akrab disafa Arfah ini pun menuding Temses tersebut tidak memahami sejarah perjuangan etnis tionghoa dalam memberikan kontribusi tehadap bangsa Indonesia

” beliau seharusnya paham sejarah perjalanan warga keturunan tionghoa dalam memberikan kontribusi perjalanan bangsa Indonesia, seperti sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang sebentar lagi akan dirayakan bangsa Indonesia, ada pemuda Tionghoa, seperti Sie Kong Liong, Kwee Thiam Hong, Lauw Tjoan Hok, Ong Kay Sing, dan Tjio Djin Kwie. Tanggal 25 september 1932 didirkan Partai Tinghoa Indonesia (PTI) yang dipelopori oleh Liem Koem Hian, termasuk ada berapa tokoh Tinghoa orang yang masuk dalam anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesai (BPUPKI) Liem Koen Hian, Oey Tiang Tjoei, Oei Tjong Hauw, MR Tan Eng Hoa. Ini hanya sebagaian kecil yang bisa kita jadikan contoh bahwa keberpihakan secara social politik perjalanan bangsa Indonesia juga ada keterlibatan saudara kita warga tinghoa begitu besar. ” bebernya

Lebih lanjut Arfah berharap Pilwali Kota Makassar issue sarah yang mengarah ke Politik identitas, smestinya tidak di pertontonkan oleh para paslon yang ada

Stop politik identitas yang akan memecah belah kita dalam ber bhineka tuggal ika. Mari berkampanye dan menggalang dukungan dengan cara santun elegan sesuai dengan adab kesusilaan diKota Makassar, seperti kita tau bahwa Makassar adalah Kota heterogen dengan masyarakat religius dan toleran. Ayo bertarung gagasan untuk merebut hati rakyat ” pungkasnya

LEAVE A REPLY