Kebocoran Minyak dari Kapal Jepang, Puluhan Lumba-lumba Mati

0

Pelita.online – Seekor bayi lumba-lumba berguling-guling dan mengambang ke tepi pantai. Induk lumba-lumba berulangkali  mendongakkan kepala ke atas permukaan laut setelah sebuah kapal asal Jepang pada Juli lalu karam di tengah laut Mauritius dan mengalami kebocoran minyak.

Para pecinta lingkungan hidup menuntut agar ada investigasi atas kematian puluhan lumba-lumba ini menyusul musibah tumpahnya minyak di laut. Rekaman video memperlihatkan momen-momen terakhir induk lumba-lumba dan bayinya sebelumnya akhirnya mati.

Setidaknya 40 ekor lumba-lumba mati di Mauritanius setelah sebuah kapal Jepang karam dan terjadi kebocoran minyak. Sumber: Internewscast

Terhitung sejak Senin, 24 Agustus 2020, setidaknya sudah 40 lumba-lumba ditemukan mati di Mauritius , dari jumlah itu 38 ekor tersapu ke tepi pantai, termasuk seekor induk lumba-lumba dan bayinya.

Yasfeer Heenaye, 31 tahun, nelayan, mengatakan kematian lumba-lumba ini kemungkinan akan bertambah. Sebab dia melihat ada sekitar 200 ekor lumba-lumba di dalam karang pada Jumat, 28 Agustus 2020. Dari jumlah itu, 25 – 30 ekor diantaranya dalam kondisi sudah mati.

“Ada beberapa ekor lumba-lumba yang terluka dan ada yang sudah dalam kondisi mengambang,” kata Heenaye.

Menurut Heenaye, jika lumba-lumba itu memilih berada di dalam karang, mungkin mereka semua akan mati. Namun jika mereka keluar, ada kemungkinan lumba-lumba itu selamat sehingga saat ini dia dan teman-teman nelayan lain mencoba mendorong keluar lumba-lumba tersebut dari karang.

“Saya melihat ada seekor induk lumba-lumba dan bayinya. Bayi lumba-lumba tersebut tampak kelelahan dan tidak bisa berenang dengan baik, namun induknya terus menemani dan melindunginya,” kata Heenaye.

Bayi lumba-lumba yang malang itu, pelan-pelan berenang miring dan akhirnya mati di hadapan lumba-lumba yang lain. Bayi lumba-lumba tersebut mengambang terombang-ambing ombak. Tak lama kemudian, induk lumba-lumba tersebut, juga mati.

Pada Sabtu, 29 Agustus 2020, ribuan orang melakukan unjuk rasa di Ibu Kota Mauritius, Port Louis, menuntut agar ada investigasi atas musibah tumpahnya minyak dari sebuah kapal Jepang, yang membawa kematian pada setidaknya pada 40 ekor lumba-lumba di area tumpahan minyak tersebut.

 

Sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY