Kemenristekdikti Klaim Lahirkan 1.307 Startup dalam 3 Tahun

0
Ilustrasi.

Pelita.online – Kementerian Riset dan Teknologi Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengklaim telah melahirkan 1.307 perusahaan rintisan (startup) sejak 2015 hingga 2018. Sekitar 748 diantaranya disebut sebagai startup yang siap masuk ke industri.

Sementara 32 startup dianggap telah matang atau dewasa dengan valuasi omzet sekitar 457 persen dari jumlah pendanaan awal yang diberikan oleh program ini. Akumulasi omzet dari 32 startup mencapai Rp61,3 miliar, sementara angka pendanaan awal dari Kemenristekdikti mencapai Rp13,4 miliar.

“Hingga sekarang ada 1.307 startup. Dari 54 ke 207 ke 665, ke 925, dan sekarang 1.307. Dari 1307 dipisahkan ada startup dan calon startup,” kata Menristekdikti Mohamad Nasir dalam konferensi pers di kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Jumat (5/4).

Nasir mengatakan jumlah 1.307 ini merupakan jumlah startup dan calon startup. Nasir mengatakan klasifikasi startup dalam program ini adalah bagi perusahaan yang sudah siap masuk industri. Calon startup adalah perusahaan yang belum siap masuk industri.

Kesemua startup yang lahir dalam Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi.

Dalam kesempatan yang sama Direktur PPBT Retno Sumekar mengatakan setiap perusahaan mendapatkan pendanaan sekitar Rp250 juta hingga Rp800 juta.

Retno mengatakan para startup ini tidak hanya terfokus pada sektor teknologi informasi dan komunikasi. Dalam program ini ada delapan sektor startup yakni, TIK, pangan, kesehatan dan obat-obatan, pertahanan keamanan, energi, transportasi, material maju dan bahan baku.

Menristekdikti juga mengundang pihak ketiga dari 44 universitas, tujuh Lembaga Litbang Daerah, dan delapan institusi swasta sebagai penguji atau inkubator para startup. Selama proses penyaringan, Kemenristekdikti juga mengundang ketiga pihak tersebut.

Retno mengatakan para startup yang mengajukan proposal ini sudah harus memiliki produk jadi. Meskipun produk ini belum sempurna, Retno mengatakan produk juga menjadi pertimbangan reviewer dan inkubator.

“Setahun yang daftar ada 800 ribu hingga 1000. Yang datang ke kami itu harus ada prototipe bukan ide saja. Jadi ada produk meskipun belum sesuai standar. Reviewer akan nilai secara substansi terkait prospeknya di industri,” ujar Retno di kesempatan yang sama.

cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY