Ketua MPR Letakkan Batu Pertama Masjid Hajah Yuliana Mualimin Yogya

0

Pelita.online – Pembangunan Masjid Hajah Yuliana Kampus Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta dimulai. Batu pertama diletakkan oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet).

“Banyak kita jumpai, masjid yang dibangun sedemikian megah namun tidak dimanfaatkan optimal. Misalnya, hanya segelintir umat yang memanfaatkannya sehingga terkesan ekslusif dan tertutup. Mari kita ramaikan masjid sebagai tempat untuk ber-fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan,” ujar Bamsoet dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Hajah Yuliana, Kampus Madrasah Mu’Allimin Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (16/11/2019).

Turut hadir dalam acara ini di antaranya Ketua Tim Pengembangan Kampus Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta Prof Dr H Ahmad Syafi’i Ma’arif; Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr KH Haedar Nashir; mantan Kapolri Badrodin Haiti serta Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan masjid selain menjadi tempat beribadah, bermunajat, dan bertafakur kepada Allah SWT, juga merupakan tempat terbaik untuk menjernihkan hati dan fikiran. Sering tanpa disadari, kata Bamsoet, benak yang penat lantaran dijejali begitu banyak hiruk pikuk persoalan duniawi, terkadang justru menjauhkan diri dari jalan Allah SWT. Masjidlah tempat terbaik untuk menemukan kembali ketenangan jiwa.

“Berbahagialah orang-orang yang diberi kesempatan memuliakan masjid, baik secara lahiriah maupun batiniyah. Pada saatnya nanti, ketika bangunan Masjid Hajah Yuliana ini telah selesai dibangun, kita semua punya tugas dan tanggungjawab untuk menjaga dan merawatnya agar menjadi tempat yang tetap layak untuk beribadah, tetap terjaga kebersihan dan kesuciannya,” kata Bamsoet.

Selain itu, lanjutnya, ikhtiar membangun dan memakmurkan masjid juga dapat diwujudkan melalui pemupukan dan penyebaran nilai-nilai keislaman. Seperti cinta pada kemanusiaan, cinta pada tanah air, cinta pada keadilan dan kebenaran, cinta pada pengetahuan, cinta pada kedamaian, dan lain-lain bentuk kecintaan yang membuat wajah Islam sejuk dan menyejukkan.

“Islam semacam inilah yang semestinya kita terapkan dalam kehidupan keseharian. Islam yang tawasuth (moderat), tawazun (seimbang) dan tasamuh (toleran). Sehingga kita bisa menjadikan islam sebagai Rahmatan-lil-alamin (rahmat bagi semesta),” tandas Bamsoet.

Karena itu, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menaruh harapan besar agar Masjid Hajah Yuliana yang akan dibangun ini nantinya menjadi masjid yang benar-benar mampu memancarkan cahaya Islam. Menyebarkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan umat islam, serta persaudaraan dan kerukunan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Mengingat dewasa ini kita dihadapkan pada tantangan modernitas zaman. Di tengah arus globalisasi yang nyaris mustahil dibendung, ada kekhawatiran bahwa sistem nilai dan adab luhur yang kita bangun dan muliakan, akan menjadi rentan tergerus, tersisihkan, dan pada akhirnya tergantikan oleh nilai-nilai asing yang tidak selaras, atau bahkan menegasikan nilai-nilai ke-Indonesia-an kita,” jelasnya.

Dalam konteks inilah, lanjut Bamsoet, umat Islam perlu lebih memaknai keberadaan masjid sebagai benteng moral masyarakat. Melalui masjid-masjid yang jumlahnya hampir mencapai satu juta dan tersebar di setiap pelosok tanah air, kini saatnya membangkitkan kembali kesadaran umat untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Pancasila, NKRI, UUD NRI 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.

“Marilah kita ajak dan gerakkan anak-anak kita, generasi muda bangsa kita, untuk kembali ke masjid, dengan menempatkan dan memperlakukan masjid sebagai rumah Allah, tempat kita berpaling ketika gundah, menengadah ketika bermunajat dan berserah diri ke hadirat Ilahi. Sekaligus sebagai tempat mencintai Indonesia lebih dalam lagi,” pungkas Bamsoet.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY