Kisah Darius dan Donna Melintasi Jalanan Tertinggi di Dunia

0

Pelita.online – Darius Sinathrya dan Donna Agnesia belum lama ini melakukan perjalanan dengan motor ke Khardung La Pass di Pegunungan Himalaya, yang merupakan jalan raya tertinggi di dunia, dengan ketinggian 5.359 meter di atas permukaan laut.

Riding bukan hal yang pertama bagi Darius dan Donna, tapi riding di Himalaya bagi mereka bak mimpi yang akhirnya terwujudkan.

Saat ditemui dalam acara ‘Moto Himalaya’ di Jakarta pada beberapa waktu yang lalu, Darius mengawali dengan senyum saat menjawab pertanyaan bagaimana cara ia meyakinkan Donna untuk ikut dalam riding kali ini.

“Ini riding pertama Donna ke luar negeri. Sebelumnya cuma sunmori (sunday morning ride) aja. Gak perlu banyak diyakinin sih, tapi saya ingatkan ke dia untuk jaga kesehatan. Sehingga pergi sehat, pulangnya juga sehat,” kata Darius.

Perjalanan ini sudah direncanakan sejak tiga tahun yang lalu dan baru terlaksana pada Juli 2019. Total perjalanan selama sepuluh hari, mulai dari Chandigarh sampai Khardung La Pass.

Dalam perjalanan tersebut mereka juga ditemani tim Himalayan Ridge berjumlah lima orang, mengendarai Royal Enfield Himalayan yang merupakan keluaran terbaru dari merek motor legendaris asal Inggris itu.

Pegunungan Himalaya menjadi salah satu destinasi wisata impian baik oleh Darius maupun Donna. Sejak masih di Jakarta, salah satu hal yang membuat mereka semangat untuk terus tancap gas sampai titik akhir ialah perburuan pemandangan indah.

“Pegunungan, sungai, salju, duh pokoknya indah semua di sana. Rasanya mau foto dengan pose atau angle apa saja sepertinya bagus kalau di sana,” kata Donna saat ditanya area mana yang membuatnya terkagum-kagum dengan Himalaya.

“Tapi kita paling takjub dengan pemandangan di Manali. Duh picture perfect sekali rasanya di sana,” lanjutnya sambil melirik Darius yang juga mengiyakan.

Bagi Darius sendiri, riding bukan hal baru. Selain jalanan Jakarta kala akhir pekan, ia juga pernah riding ke luar kota seperti Bali.

Namun karena dalam perjalanan ini ia harus membonceng Donna, maka ia melakukan “pengorbanan” dengan melajukan motornya “lebih sopan”, agar istrinya merasa lebih nyaman dan menikmati perjalanan.

“Jalanan di Himalaya itu terbilang bagus beraspal, mungkin hanya 15 persen yang masih rusak, selebihnya mulus. Karena saya berkendara dengan Donna, jadi ya lebih sopan haha…” ujar Darius tertawa.

“Kita juga berhenti untuk istirahat di beberapa titik, terutama saat malam. Kalau tidak sama Donna mungkin akan bablas jalan terus,” lanjutnya.

Salah satu medan terberat yang dilalui Darius dan Donna ialah Rohtang Pass. Mereka sepakat mengatakan hal tersebut, karena Donna sempat mengalami sakit akibat berada di ketinggian alias altitude sickness.

Saat Donna merasa pusing dan mual, ditambah kelelahan yang amat sangat, Darius dan tim memutuskan bermalam di tenda lebih lama, setidaknya sampai Donna merasa baikan.

Hari itu Donna mengaku sempat ingin pulang ke Jakarta, tapi keesokan harinya ia merasa lebih baik dan perjalanan pun dilanjutkan.

“Bener dehaltitude sickness itu harus diantisipasi sebelum berangkat. Saat ngalaminnya juga jangan panik, karena ada tahapan-tahapan yang dianjurkan, seperti istirahat cukup, asupan cukup, jangan dulu banyak gerak. Mirip saat mendaki gunung saja, tapi ini kita naik motor kan,” kata Donna.

Selain sakit, Darius mengatakan Donna merupakan pembonceng yang kalem dan tidak panikan, sehingga ia bisa memaksimalkan dapur pacu dari motor yang dikendarai.

“Donna sih flawless aja ya waktu diboncengin, ga nyubit-nyubit atau apa gitu… Paling pegangannya makin kenceng aja,” ujar Darius.

“Sama saya berusaha nahan ngantuk dan capek duduk. Helm saling kejeduk itu udah biasa banget sepanjang perjalanan,” tambah Donna.

Medan Himalaya dirasa Darius cocok-cocok saja untuk rider pemula. Tapi alangkah baiknya untuk melakukan persiapan lebih dari riding di Indonesia. Lebih bagus lagi jika bisa berkendara dengan tim, sehingga ada pertolongan jika dibutuhkan.

Bagi Donna, sebagai perempuan ia tidak melakukan persiapan ekstra untuk perjalanan wisatanya kali ini.

Satu hal yang ia selalu konsisten lakukan ialah menggunakan tabir surya, hal yang ia juga “paksakan” kepada Darius. Karena walaupun udara terasa dingin, kulit bisa terancam kering.

Selebihnya ia tak terlalu mempedulikan penampilan. Rambut kusut setelah buka helm sudah biasa dan tak lagi membuatnya khawatir.

“Selain jaga kesehatan, salah satu tips buat cewek-cewek yang mau nemenin pasangannya riding itu jangan takut kotor. Kalau sudah takut kotor itu cuma bikin ribet diri sendiri dan pasangan yang menyetir. Jadi cuek aja dan nikmati perjalanannya,” pungkas Donna sambil tersenyum.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY