Kisah Pratu Suparlan, Prajurit Kopassus Habisi Puluhan Musuh meski Bersimbah Darah

0

Pelita.online

Komando Pasukan Khusus (KopassusTNI Angkatan Darat baru saja berulang tahun ke-68, Kamis, 16 April 2020 lalu. Berbeda dengan biasanya, ulang tahun kali ini dirayakan sederhana karena berlangsung di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa mengatakan, Kopassus menyadari Indonesia sedang mengalami ujian berat. Karena itu, Korps Baret Merah sebagai benteng NKRI wajib dan harus ikut serta menangani persoalan ini bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya.

“Dengan semangat Komando yang telah dicontohkan para pendahulu, Kopassus terus berbuat dan berkarya dalam memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara Indonesia yang tercinta ini,” kata Cantiasa saat memberikan sambutan HUT, dalam laman resmi Kopassus, dikutip Selasa (20/4/2020).

Kopassus lahir pada 16 April 1952. Cikal bakal kesatuan elite ini dimulai dari Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD yang merupakan bagian dari Komando Utama (Kotama) tempur TNI AD. Dalam sejarahnya, Kopassus telah melahirkan prajurit-prajurit andal, terbaik dan heroik. Salah satunya Pratu Suparlan.

Kehebatan Suparlan dikisahkan Majalah Baret Merah edisi April 2014 dan diunggah dalam laman Kopassus. Kisah kepahlawanan prajurit itu dalam operasi militer di Timor Timur, 9 Januari 1983.

Ketika itu satu unit gabungan tentara Nanggala-LII Kopassandha pimpinan Letnan Poniman Dasuki tengah berpatroli di KV 34 – 34/Komplek Liasidi. Daerah ini terkenal sangat rawan karena merupakan sarang pentolan pemberontak Fretilin (sayap militer terlatih Timor-Timur), yang tak kenal ampun menghabisi anggota TNI yang mereka jumpai.

Mendadak sepasukan kecil TNI ini dihadang oleh 300-an Fretilin lengkap bersenjatakan senapan serbu, mortar, dan GLM. Terjadilah pertempuran tak imbang antara ratusan Fretilin di ketinggian, dengan TNI pada posisi di pinggir jurang. Satu per satu anggota pasukan kecil ini gugur, dimangsa peluru Fretilin.

Prajurit Kopassus Pratu Suparlan. (Foto: Kopassus).
Prajurit Kopassus Pratu Suparlan. (Foto: Kopassus).

Menyadari hal ini, Dantim segera memerintahkan pasukan untuk meloloskan diri ke satu-satunya peluang, yakni ke celah bukit. Namun hanya sedikit waktu yang tersisa bagi pasukan kecil ini, sehingga Pratu Suparlan menyatakan pada komandannya untuk terus maju, sementara dia sendiri memilih untuk menghadang musuh.

“Di sinilah jiwa seorang patriot terbukti. Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur. Tanpa gentar sedikit pun, dia menerjang ke arah pasukan Fretilin,” tulis Kopassus.

Hujan peluru senapan mesin musuh mengoyak tubuh Pratu Suparlan. Namun dia tidak mundur sejengkal pun. Seperti benteng ketaton, dia membalas dengan rentetan peluru, hingga amunisinya habis.

Meski bersimbah darah, prajurit Kopassus ini tetap tegar. Bukannya roboh seperti harapan musuh, Pratu Suparlan justru menghunus pisau Komandonya, lalu berlari mengejar Fretilin ke tengah semak belukar dan merobohkan enam personel pasukan militer komunis tersebut.

Tak terhitung jumlah peluru yang telah menancap di tubuhnya, membuat seragam loreng yang dikenakan Pratu Suparlan, berubah warna menjadi merah akibat darah yang mengucur deras dari luka-lukanya.

Tapi Suparlan tak kenal menyerah Tibalah dia pada ambang kesanggupannya. Suparlan terduduk dan tak lagi mampu menggenggam pisau Komandonya. Dia kehabisan darah. Namun dia tak pernah kehabisan akal dan semangat untuk membela NKRI.

Begitu tahu Suparlan kehabisan daya, pasukan Fretilin segera mengerumuninya, dan memberikan sebuah tembakan di lehernya. Tapi akhir hayat Suparlan akan selalu dikenang.

Saat musuh mendekat, di antara sisa-sisa tenaga yang ada, Suparlan mengambil sesuatu dari kantongnya. Dalam hitungan detik, dicabutnya pin granat, lalu dia melompat ke arah kerumunan Fretilin di depannya seraya berteriak, “Allahu Akbar.”

Dentaman keras membahana, mengiringi robohnya puluhan prajurit komunis, bersama seorang prajurit Kopassus bernama Pratu Suparlan. Sang prajurit komando itu gugur demi Ibu Pertiwi yang dicintainya.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY