Kisah Wanita 63 Tahun Hadapi Kanker Ovarium dan Penyempitan Jantung

0

Pelita.online – Hanya sekadar iseng ikut periksa kesehatan saat menunggu suami menjalani terapi, Tang Gwat Hong (63) didiagnosis mengidap kanker ovarium dan penyempitan katup aorta jantung.

Tang memiliki riwayat diabetes selama 15 tahun. Namun, ia tidak mengetahui jika dirinya juga memiliki  dua penyakit serius, sebelum didiagnosis pada 2018.

Untuk menangani penyakit ini, dokter yang menangani Tang menyarankan untuk melakukan operasi kanker ovarium terlebih dahulu.

“Waktu didiagnosis saya mengidap kanker ovarium dan penyempitan katup aorta di jantung itu, saya kaget tapi enggak bisa bilang apa-apa. Terus dokter menganjurkan operasi untuk pengangkatan kanker ovarium itu dulu, yang di jantung belum bahaya,” cerita Tang dalam acara TAVI, Operasi Bedah Minimal Invasif untuk Memperbaiki Katup Jantung, Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Setelah menjalani treatment berupa kemoterapi dan imunologi pasca operasi kanker ovarium selama setahun, Tang mulai merasakan gejala jantung mulai muncul.

Tang sering mengalami sesak napas saat melakukan aktivitas normal harian, seperti naik tangga atau  berjalan kaki.

“Naik tangga di rumah sendiri saja saya sudah mulai sesak, jalan kaki juga. Padahal, saya sering jalan kaki, meski enggak jauh. Tapi jadi sering ada jeda istirahat karena sesak napas tadi,” tuturnya.

Sebulan setelah dia merasakan sesak napas tak kunjung henti, Tang  kembali berkonsultasi dengan dokter dan diharuskan menjalani operasi katup aorta.

Saat dianjurkan operasi katup aorta, Tang dan suami khawatir. Sebab, mereka teringat pengalaman salah satu keluarga yang merasakan efek samping pasca operasi terbuka untuk penyempitan katup aorta di jantung.

“Yang kami tahu, saya dan suami saya itu, ada namanya mungkin bedah torak ya, dan itu sengsaranya lama. Misal, batuknya itu harus pakai bantal karena benar-benar sakit katanya, juga masih kerasa sesak yang benar-benar sesak,” ujar dia.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY