pelita.online-Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat (PD) yang digelar sejumlah kader, menetapkan Moeldokosebagai ketua umum (ketum). Mantan panglima TNI tersebut dipilih oleh peserta KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (5/3/2021). Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merespons hasil tersebut dan menilai Moeldoko bukan sosok kesatria.
Menurut AHY, sejak awal motif dan keterlibatan Moeldoko tidak berubah yakni mengambil alih kepemimpinan PD yang sah. AHY juga menyebut Moeldoko menggunakan cara-cara inkonstitusional serta jauh dari moral dan etika politik.
“Kini, saya persilakan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menilai sendiri sikap-sikap dan perilaku tersebut. Bagi kami, sikap dan perilaku tersebut bukan kesatria. Bukan sikap yang bisa dijadikan contoh baik bagi masyarakat Indonesia juga generasi muda,” kata AHY di kantor DPP PD, Jakarta, Jumat (5/3/2021).
“Kami tentu hormati senior-senior dan pendahulu-pendahulu. Saya juga dulu adalah prajurit, beliau (Moeldoko) juga prajurit. Dalam dunia keprajuritan, menghormati senior adalah sesuatu yang wajib kita lakukan, tetapi dari para senior pula saya mendapatkan pelajaran bahwa tidak semuanya bisa menjadi contoh yang baik.”
Sebetulnya, AHY berharap para senior memberikan keteladanan dan contoh baik. Untuk menjadi referensi dan memotivasi generasi muda Indonesia tumbuh berkembang, lebih maju lagi. AHY pun bicara mengenai Moeldoko yang selalu mengelak terlibat menyiapkan KLB.
“Kini sudah terang benderang. Tentu apa yang disampaikan KSP Moeldoko, meruntuhkan seluruh pernyataan yang telah diucapkan sebelumnya yang katanya ia tidak tahu menahu, tidak terlibat, bahkan mengatakan semua ini permasalahan internal Partai Demokrat,” ujar AHY.
“Faktanya KSP Moeldoko bukan kader Partai Demokrat. Jadi, jelas bukan hanya permasalahan internal Partai Demokrat. Segelintir kader dan mantan kader melakukan KLB, tidak mungkin punya semangat kalau tidak mendapatkan dukungan dari KSP Moeldoko.”
Sumber: BeritaSatu.com
