Kompetisi Liga Ditunda, PSSI Hormati Putusan Polri

0

Pelita.online – Kompetisi sepakbola Liga 1 dan Liga 2 2020 akhirnya resmi ditunda oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan tidak mendapat izin rekomendasi keramaian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Lanjutan Liga 1 musim 2020 awalnya dijadwalkan berlangsung pada 1 Oktober 2020 hingga 28 Februari 2021. Liga 2 2020 sebelumnya direncanakan bergulir pada 17 Oktober-5 Desember 2020.

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menyatakan, pihak Mabes Polri untuk sementara tidak memberikan izin keramaian karena kasus Covid-19 yang masih tinggi. Ia mengerti bahwa pertimbangan Polri adalah keselamatan semua pihak dan kemanusiaan.

“Kami juga menyadari fakta di lapangan memang demikian. Polri mengeluarkan maklumat menegaskan tidak menggelar izin keramaian di semua tingkatan. Oleh karena itu, PSSI menghormati dan memahami keputusan mabes Polri. Tentu pertimbangan keamanan dan keselamatan paling utama,” ujarnya secara virtual, Selasa (29/9/2020).

Meski demikian, PSSI berharap penundaan kompetisi itu hanya berlangsung selama satu bulan dan kompetisi Liga 1 bisa bergulir di bulan November mendatang. Andai melebihi waktu tersebut, Iriawan menyebut efeknya bisa tidak baik bagi persepakbolaan nasional.

“PSSI memohon ditunda satu bulan, tentu mempertimbangkan situasi yang ada. Kalau kompetisi dimulai November maka bisa selesai bulan Maret. Sedangkan bila mulai Desember bakal mundur lagi, April sudah Ramadan, bulan Mei masuk Piala Dunia U-20. Ini harapan kami. apabila bisa, situasi memungkinkan untuk bisa menggulirkan kompetisi ini,” tutur pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.

Iriawan sebenarnya ingin menghentikan kompetisi termasuk Liga 1 2020, mengingat kondisi saat ini. Tapi, di satu sisi, keputusan itu akan berdampak pada nama baik Indonesia di hadapan FIFA serta AFC.

“Kita tahu jika kompetisi ini tidak berlanjut itu akan menghilangkan satu generasi sepakbola nasional. Timnas juga tidak akan bisa mengikuti agenda FIFA maupun AFC, yang mungkin dipandang tidak baik oleh mereka. Sekali lagi PSSI menghormati keputusan yang diambil oleh pihak kepolisian,” urai Iriawan.

Ia pun meminta seluruh pemangku kepentingan sepakbola nasional mulai pemain, pelatih, ofisial, klub, suporter sampai elemen lain untuk menerima dengan lapang dada penundaan kompetisi tersebut.

“Saya mohon agar tetap semangat, mengikuti dan menghormati apa yang diputuskan pemerintah melalui Polri. Keputusan itu benar-benar mengedepankan alasan kemanusiaan,” ujar Iriawan.

Apresiasi Menpora

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, mengapresiasi sikap PSSI terhadap kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 yang harus ditunda. Diakui sikap tersebut tidak lepas dari kesadaran akan pentingnya keselamatan umum.

“Apa yang dilakukan Ketum PSSI dan jajaran pengurus serta LIB adalah bentuk yang harus kami apresiasi. Saya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga mengapresiasi sikap dari ketum,” kata Menpora.

“Saya juga mohon kepada seluruh insan sepak bola nasional, baik itu pemain, pelatih, para penyelenggara, wasit, dan lain sebaginya juga bisa memahami keputusan federasi. Kita berharap pandemi ini akan segera berakhir dan sesuai rencana akan ada kelanjutan kompetisi ini. Sebulan ke depan ini semoga ada tanda-tanda membaik sehingga kita bisa melakukan kompetisi kembali,” jelas dia.

Pengamat sepakbola Indonesia, Akmal Marhali menilai lepas dari ditundanya kelanjutan kompetisi sepakbola Indonesia, Kempora bersama BOPI harus segara mengambil langkah konkret untuk menyelamatkan olahraga dari problem multideminsi akibat covid-19.

“Utamanya, masalah ekonomi. Harusnya Kempora memperjuangkan agar para pelaku olahraga (dalam hal ini sepakbola) mendapatkan stimulus dari pemerintah layaknya seniman dan budayawan yang mendapatkan bantuan ekonomi di tengah pandemi. Sejauh ini belum ada langkah-langlah konkret dari kemenpora terkait olahraga indonesia di tengah pandemi. Padahal, olahraga adalah penjaga imunitas terbaik saat ini saat covid-19 belum ditemukan vaksinnya,” ungkap Koordinator Save Our Soccer (SOS) itu.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY