Konsumen Beralih ke Pertalite, Impor Premium Turun

0

Pekerja PT Perta Arun Gas melakukan pengawasan rutin pada fasilitas pelabuhan khusus Liquefied Natural Gas (LNG) Blang Lancang, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (20/7). Fasilitas pabrik yang dibangun sejak 1978 itu merupakan aset ex PT Arun NGL seluas 700 haktar yang kini direvitalisasi ke LNG Receiving Hub dan Regastification Terminal atau Terminal Penampungan dan Regasifikasi Arun yang dikelola PT Pertamina Gas (Pertagas) melalui PT Perta Arun Gas sejak 2014.KONTAN/Pratama Guitarra

Pelita.Online, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium per akhir November sebesar 8,2 juta kiloliter (kl). Realisasi itu menurun 12,76 persen dibandingkan impor BBM beroktan 88 ini pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 9,4 juta kl.

“Salah satu penyebab turunnya (impor Premium) karena migrasi ke Petralite,” ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di kantor Kementerian ESDM, Rabu (26/12).

Pernyataan Arcandra terkonfirmasi dengan data impor bensin dengan oktan 92 yang menanjak 28,88 persen dari 6,6 juta kl pada November 2017 menjadi 8,5 juta kl hingga akhir bulan lalu.

Arcandra mengatakan Petralite yang memiliki oktan 90 berasal dari campuran bensin oktan 92 maupun oktan yang lebih tinggi dengan zat naphtha. Berdasarkan catatan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tren penurunan konsumsi Premium telah terekam selama beberapa tahun terakhir. Pada 2015, realisasi konsumsi Premium tercatat 12,23 juta kl atau 89,66 persen dari kuota yang mencapai 13,64 juta kl.

Pada 2016, konsumsi Premium menurun menjadi 10,62 juta kl dari kuota 13 juta kl. Tahun lalu, konsumsi Premium tercatat hanya 7,04 juta kl atau hanya 56,37 persen dari kuota.

Adapun tahun ini BPH Migas memberikan kuota penyaluran Premium kepada Pertamina sebanyak 11,8 juta kl di seluruh Indonesia. Sebagai BBM Khusus Penugasan, harga Premium ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini, Premium dijual seharga Rp6.550 per liter di Jawa-Madura-Bali (Jamali) dan Rp6.450 per liter di luar Jamali.

cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY