Kontribusi Pabrik Mobil RI Kembangkan Ventilator untuk Pasien Corona

0

Pelita.online – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta industri otomotif untuk membantu pengembangan ventilator atau alat bantu pernapasan untuk pasien virus Corona (COVID-19).

Dalam pernyataan resminya PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebagai perusahaan yang memproduksi mobil Toyota di Indonesia menyebutkan akan berpartisipasi dalam mengembangkan alat bantu pernapasan atau ventilator. Pengembangan ini dilakukan bersama perusahaan lokal, akademisi, dan para pemangku kepentingan lainnya di bawah arahan Kementerian Perindustrian RI.

“Di saat yang sulit ini, ketika masyarakat Indonesia bersama-sama berjuang melawan penyebaran COVID-19 dan di mana banyak Industri Kecil Menengah (IKM) lokal yang terkena dampak pandemi ini, kami turut ambil bagian dalam memberikan dukungan penuh pada salah satu IKM lokal yang memiliki kemampuan teknikal dan rekam jejak manufaktur yang sangat baik, sehingga mereka dapat mengembangkan prototipe ventilator dan ke depannya diharapkan dapat melakukan produksi di dalam negeri,” tulis TMMIN dalam siaran persnya.

Menurut Direktur Administrasi dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam, pihaknya memang tidak terlibat langsung dalam pengembangan atau produksi alat kesehatan tersebut.

“Dukungan yang kami berikan berupa transfer pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan manufaktur yang efisien dengan harapan dapat membantu mempercepat pengembangan ventilator tersebut,” ujar Bob.

Dalam siaran pers Kementerian Perindustrian, sejumlah perguruan tinggi di Indonesia memiliki kesiapan dan kemampuan untuk memproduksi alat kesehatan seperti ventilator atau alat bantu pernapasan.

“Kami mendapat laporan, tim dari perguruan tinggi sudah memiliki mitra dalam upaya memproduksi ventilator. Namun, mereka punya keterbatasan khususnya terkait ketersediaan bahan baku dan rantai pasok,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Adapun empat perguruan tinggi yang sedang melakukan proses produksi ventilator di Indonesia, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, dan Institut Teknologi Bandung.

Perguruan tinggi didorong juga untuk menjalin kerja sama dengan pelaku industri. “Kolaborasi ini dilakukan untuk mempercepat proses produksi maupun membantu penyediaan bahan baku utama pembuatan ventilator,” sebutnya.

Salah satu perguruan tinggi yang berkolaborasi dengan dunia industri dalam memproduksi ventilator adalah Universitas Gadjah Mada. Kampus tersebut menggandeng PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI) yang berperan sebagai project integrator, prototyping, dan hardware developer. Sementara itu, PT YPTI bermitra dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan pemasok komponennya untuk memenuhi kebutuhan rantai pasok bahan baku.

Saat ini, kolaborasi yang disebut ‘Tim Jogja’ tersebut sedang dalam tahap pengembangan prototype yang diharapkan siap minggu depan. “Mereka kemudian akan melakukan pengujian dan evaluasi, pertama kali akan dilakukan dengan alat uji dan kalibrasi ventilator dukungan dari Kemenperin,” ungkap Agus.

Perguruan tinggi lainnya yang juga menjalin kerja sama dengan sektor industri adalah Institut Teknologi Bandung. Tim dari ITB menggandeng industri yang berada di bawah Kementerian BUMN, yaitu PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, dan PT Pindad. ITB juga dikabarkan sudah siap untuk segera memproduksi ventilator sebanyak 10 ribu unit dengan harga relatif terjangkau dalam beberapa minggu ke depan.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nanggoi mengungkapkan, salah satu supplier saat ini sedang melakukan pengembangan prototype ventilator yang dilakukan dengan skema reverse engineering. “Apabila bisa dijalankan, produksi akan dilakukan secepat dan sebanyak mungkin serta akan diproduksi menggunakan kapasitas perusahaan-perusahaan otomotif,” kata Nangoi.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY