Lagi, Puluhan Tewas dalam Pertempuran Merebut Nagorno-Karabakh

0

Pelita.online – Pertempuran sengit berkecamuk untuk hari kedua menyusul gejolak konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun di wilayah Kaukasus di Eropa Tenggara.

Puluhan kematian dilaporkan dalam pertempuran antara tentara Armenia dan Azerbaijan pada Senin (28/9/2020).

Inti dari konflik itu adalah perselisihan tentang kendali atas wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh. Wilayah itu diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi telah dikendalikan oleh etnis Armenia sejak perang berakhir pada tahun 1994.

Puluhan ribu orang tewas selama perang itu dan satu juta lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Pada Senin malam, pihak berwenang di Nagorno-Karabakh melaporkan, 26 tentaranya tewas dalam pertempuran, sehingga total menjadi lebih dari 80 orang.

Negara-negara lain khawatir pertempuran terbaru itu dapat meluas ke wilayah lainnya dan menarik kekuatan negara tetangga, termasuk Turki, Rusia, dan Iran.

Mereka juga ingin menjaga stabilitas kawasan karena pipa gas dan minyak utama mengalir melalui daerah tersebut.

Pertempuran sengit terbaru dimulai pada Minggu. Baik Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan atas eskalasi yang terjadi. Kedua pihak mengatakan, mereka telah mengerahkan lebih banyak tentara dan mengumumkan darurat militer di beberapa daerah.

Pertempuran itu adalah yang terparah dalam konflik itu sejak 2016, ketika sedikitnya 200 orang tewas dalam pertempuran.
Wilayah Nagorno-Karabakh saat ini terisolasi dengan cara unik.

Dari wilayah teritorial Azerbaijan, semestinya kawasan itu mudah dijangkau dari ibu kota Baku. Namun, saat ini tidak ada jalan masuk karena harus melewati pasukan yang ditempatkan di garis depan, terpisah di beberapa tempat yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari tanah tak bertuan, lalu ada saluran parit yang luas sulit ditembus karena dikelilingi ladang ranjau.
Wilayah ini secara geografis terisolasi, begitu pula warganya – terisolasi dari narasinya.

Ada kurang dari 150.000 orang yang tinggal di Karabakh. Saat ini, hampir seluruhnya adalah etnis Armenia.

Aljazeera melaporkan, ada puluhan ribu orang Azerbaijan yang terpapar di ladang pertanian dan desa-desa di sepanjang sisi garis kendali Azerbaijan. Dan di Armenia, ada ribuan penduduk desa yang dekat dengan perbatasan Azerbaijan. Mereka yang tidak mengenakan seragam militer itu rentan terhadap persenjataan berat yang sekarang sedang digunakan dalam pertempuran.

Sumber:BBC/Aljazeera

LEAVE A REPLY