Lawan Kebijakan AS, Huawei Akan Beli Chip dari Samsung dkk

0

Pelita.online – Huawei Technologies, penyedia peralatan telekomunikasi terbesar di dunia bersikeras menyatakan akan membeli chip dari Samsung Electronics dan perusahaan lain jika pemerintah Amerika Serikat memperketat kontrol ekspor yang menjadi bagian dari perang dagang dengan China.

Huawei mengatakan sejauh ini belum dapat membuat chip ponsel sendiri. Namun, Huawei meyakini perusahaan chip di China akan tumbuh sehingga dapat menggunakan chip dalam negeri atau chip buatan Korsel, Jepang, Taiwan, dan Eropa.

“Bahkan jika AS mengambil tindakan seperti itu, kami masih bisa membeli chip dari Samsung di Korea Selatan, MediaTek di Taiwan dan Spreadtrum di daratan China. Ini adalah praktik industri yang umum,” kata juru bicara Huawei, melanisr Asia Nikkei.

AS diketahui telah memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perdagangan. Selain itu, AS juga sedang mempertimbangkan pembatasan lebih lanjut pada akses teknologinya bagi Huawei.

Sejauh ini, Huawei mengandalkan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC), pembuat chip terbesar di dunia untuk memproduksi semua jenis chip kelas atas, mulai dari prosesor seluler, prosesor jaringan, modem 5G, hingga chip khusus lainnya untuk smartphone, server, peralatan telekomunikasi, dan sebagian besar jajaran perangkat kerasnya.
Keyakinan Huawei tak mendapat masalah dari tekanan AS nampaknya akan menemui hambatan. Pasalnya, Samsung, MediaTek, dan pemasok chip asing lainnya diketahui menggunakan banyak teknologi dan alat AS dalam pengembangan chip.

Samsung adalah pembuat smartphone terbesar di dunia serta pembuat chip memori terbesar di dunia. Perusahaan itu juga merupakan pemasok dominan layar OLED yang diadopsi oleh sebagian besar smartphone kelas atas.

Perusahaan Korsel itu juga memperluas bisnisnya, membuat chip untuk yang lain agar dapat bersaing dengan TSMC yang mengendalikan lebih dari 50 persen pasar global.

“Huawei telah dan akan terus mematuhi strategi pengadaan multi-sumber dan multi-saluran jangka panjang. Kami tidak bergantung pada satu negara atau pemasok,” kata juru bicara Huawei.

Pernyataan Huawei mengenai diversifikasi rantai pasokan muncul setelah TSMC pekan lalu untuk pertama kalinya di depan umum mengatakan pihaknya secara aktif mengevaluasi biaya membangun pabrik chip canggih di AS.
Di saat bersamaan, AS juga telah menyarankan pembuat chip TSMC membangun chip di AS untuk alasan keamanan nasional.

Di sisi lain, Huawei telah mengalihkan beberapa pesanan chip menengah ke bawah ke Semiconductor Manufacturing International Co., pembuat chip asal China dan saingan kecil TSMC.

Huawei melaporkan pendapatan 182,2 miliar yuan (US$25,7 miliar) pada periode Januari-Maret 2020, meningkat hanya 1,4 persen dari tahun ke tahun.

Ini adalah perlambatan yang signifikan dalam pertumbuhan dibandingkan dengan 39 persen yang dicatat untuk periode yang sama tahun lalu dan menunjukkan melemahnya permintaan di tengah wabah virus corona.

Margin laba perusahaan adalah 7,3 persen, sedikit lebih rendah untuk periode yang sama pada 2019 sebesar 8 persen.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY