Media Asing Sorot Aprilio Manganang, Ungkit Protes Filipina di SEA Games

0

Pelita.online – Media asing turut menyoroti kisah mantan atlet voli, Aprilio Manganang, yang didiagnosis mengidap penyakit hipospadia dan menjalani corrective surgery sebelum status jenis kelaminnya ditetapkan oleh pengadilan sebagai laki-laki.

Seperti dilansir media Rusia, RT, Jumat (19/3/2021), kisah Manganang diulas oleh media Rusia, RT, dalam artikel berjudul “Debate breaks out after Indonesian women’s volleyball star confirmed to be a MAN”.

“Salah satu pemain voli wanita top Indonesia, Aprilia Manganang, telah dikonfirmasi sebagai laki-laki secara biologis, memicu perdebatan online tentang apa artinya bagi penampilan sebelumnya untuk timnya,” tulis RT mengawali artikelnya.

Pada Jumat (19/3) ini, Pengadilan Negeri (PN) Tondano di Sulawesi Utara memutuskan status jenis kelamin Manganang berganti menjadi laki-laki. Dalam putusan yang disampaikan dalam sidang online itu, majelis hakim juga mengabulkan pergantian nama Aprilia Santini Manganang menjadi Aprilio Perkasa Manganang.

RT dalam artikelnya mengulas bagaimana Manganang pensiun dari profesinya sebagai atlet tahun 2020 dan bergabung dengan TNI Angkatan Darat. RT mengutip pernyataan TNI AD yang menyebut Manganang bukan transgender, karena berjenis kelamin laki-laki sejak lahir dengan gangguan kesehatan yang disebut hipospadia — kelainan bentuk kelamin yang dialami bayi laki-laki.

“Status jenis kelamin Aprilia telah sejak lama menjadi topik perdebatan, karena tubuh maskulin sang pemain seringkali menonjol dibanding pemain wanita lainnya, dengan lawan-lawannya terus-menerus mempertanyakan jenis kelamin sang atlet,” sebut RT dalam ulasannya.

RT juga mengulas protes yang dilontarkan Filipina untuk jenis kelamin Manganang dalam SEA Games tahun 2015. “Pada SEA Games tahun 2015, tim Filipina meminta penyelenggara melakukan tes jenis kelamin, tapi permohonan mereka ditolak, dengan Aprilia bersikeras bahwa dirinya perempuan,” tulis RT.

“Pengungkapan ini memicu perdebatan di media sosial, dengan beberapa pengguna bahkan menyerukan otoritas voli internasional untuk melarang tim Indonesia, yang diduga diuntungkan dari keuntungan tidak adil selama bertahun-tahun dengan seseorang yang secara biologis pria berkompetisi melawan wanita. Namun, yang lainnya, menolak seruan itu,” imbuh artikel RT.

Sementara itu, media lokal Filipina, SPIN Life, mengulas kembali soal protes yang disampaikan Filipina mengenai jenis kelamin Manganang dalam SEA Games tahun 2015 lalu. Ulasan itu disampaikan dalam artikel berjudul “As Manganang gender issue is settled, Palou looks back on what could’ve been”.

Artikel mengutip komentar terbaru dari mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Voli Nasional Filipina (LVPI), Ricky Palou, yang menegaskan bahwa Ketua LVPI saat itu, Joey Romasanta, seharusnya lebih serius untuk mendorong tes jenis kelamin untuk Manganang pada saat itu.

SPIN Life juga memuat tanggapan Romasanta atas kritikan Palou, yang menjelaskan bahwa LVPI pada saat itu telah mengajukan kekhawatirannya terhadap penyelenggara. Namun diketahui bahwa bahwa kekhawatiran itu diajukan saat pertengahan kompetisi dan penyelenggara sudah menyetujui daftar pemain tim Indonesia.

 

Sumber : detik.com

LEAVE A REPLY