Menkes: RI Masih Tunggu Perkembangan Vaksin dari WHO

0

Pelita.online – Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan masih berkomunikasi dengan bandan kesehatan dunia WHO untuk jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia.

Hal itu dikatakan Terawan saat meninjau simulasi pemberian vaksin corona atau Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu (18/11/2020).

Kata dia, saat ini pemerintah belum bisa menentukan jenis atau merk vaksin yang akan diimpor dan diberikan pada akhir tahun Desember 2020 atau awal Januari 2021.

“Ini kan terus dinamikanya dan apa yang dikatakan oleh bapak presiden tadi, kita akan membeli apa yang di dalam list WHO dan kita konsultasikan dengan WHO terus apa yang paling rasional untuk dibeli,” kata Terawan.

Kata dia, pemerintah memantau dan melakukan komunikasi dengan WHO terkait vaksin yang direkomendasikan.

Ia melihat, jenis vaksin yang saat ini masih berkembang. Artinya, lanjut Terawan, vaksin yang datang nanti apakah ada ketentuan khusus misal bisa digunakan kepada pasien dengan penyakit penyerta (komorbid) atau tidak.

“Sampai detik ini berkembang terus. Kita ndak bisa ngomong apa-apa sebelum lihat list mana yang ada di WHO,” jelas Terawan.

Lebih lanjut, kata Terawan, sambil menunggu kepastian vaksin. Pemerintah terus melakukan sosialisasi dan simulasi.

Diharapkan dengan adanya simulasi, pemerintah daerah dapat melakukan vaksinasi dengan standard yang sesuai.

“Pemberian vaksin ini menjadi sorotan dunia. Kita harus menyiapkan diri dan terus menerus dilatih. Supaya nanti ketika pelaksaan vaksin tidak gagap,” paparnya.

Sementara berdasarkan data Kemkes sasaran penerima vaksin Covid-19 sebanyak 107.206.544 orang berusia 18 hingga 59 tahun.

Dari sasaran tersebut, menurutnya, sebesar 30% di antaranya merupakan kelompok penerima vaksin dari program yang dibiayai pemerintah dan 70% lainnya ialah kelompok penerima vaksin mandiri.

“Jumlah sasaran sudah mengakomodasi rekomendasi WHO yang melakukannya secara bertahap. Pelaksanaan dilakukan dengan pendekatan dua skema,” kata Terawan.

Dia menerangkan bahwa total penerima vaksin dari program pemerintah 32.158.276 orang dengan kebutuhan 73.964.035 dosis vaksin Covid-19.

Menurutnya, setiap orang membutuhkan dua dosis vaksin dan wastage rate of vaccine atau penghitungan jumlah total vaksin dengan jumlah dosis yang diberikan sebesar 15%.

Sementara itu, penerima vaksin mandiri berjumlah 75.048.268 orang dengan kebutuhan 172.611.016 dosis vaksin Covid-19. Terawan berkata, penyediaan vaksin mandiri diserahkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sementara, pemerintah telah menyiapkan tenaga vaksinasi yang sudah melalui program pelatihan dengan jumlah saat ini 23.145 orang tenaga kesehatan.

Selain itu, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebutuhan lain untuk pelaksanaan vaksin Covid-19.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY