Misionaris AS Dibunuh Suku Terpencil Di Samudera Hindia

0

Pelita.Online – Seorang petualang Amerika Serikat yang juga adalah misionaris Kristen dibunuh dan dikubur oleh suku pemburu-pengumpul di sebuah pulau terpencil di Samudera Hindia pekan ini.

Dia adalah John Allen Chau berusia 26 tahun. Dia dibunuh oleh suku pedalaman di sebuah pulau kecil bernama Pulauan Sentinel Utara, yang merupakan rumah bagi suku pra-Neolithic terakhir di dunia.

“Sebuah kasus pembunuhan telah didaftarkan terhadap orang yang tidak dikenal,” kata Direktur jenderal polisi di Andaman dan Nicobar, Dependra Pathak seperti dimuat Reuters (Rabu, 21/11).

Dia menambahkan, Chau datang ke pulau itu dengan menumpang perahu nelayan lokal.

Pathak mengatakan bahwa nelayan yang mengangkut Chau secara ilegal ke pulau seluas 60 mil persegi itu telah ditangkap dengan tuduhan terpisah.

Diduga, Chau dibunuh oleh anggota komunitas Sentinel menggunakan busur dan panah.

Di akun sosial medianya, Chau menyebut dirinya sebagai petualang dan penjelajah. Dia pernah menulis di blognya bahwa apa yang dia anggap sebagai puncak daftar petualangannya adalah kembali ke Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

Berdasarkan posting media sosialnya, Chau tampaknya telah mengunjungi India beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir. Dia menjelajah dan menyebarkan agama di banyak bagian India selatan.

“Kami baru-baru belajar dari laporan yang belum dikonfirmasi bahwa John Allen Chau dilaporkan tewas di India saat menjangkau anggota Suku Sentinel di Kepulauan Andaman,” kata anggota keluarga Chau dalam posting di halaman Instagram-nya.

Mengutip Wikipedia, Pulau Sentinel Utara adalah sebuah pulau yang ada di gugusan Kepulauan Andaman di Teluk Benggala. Sebagian besar pulau ini diliputi oleh hutan. Pulau ini dikelilingi oleh terumbu karang serta tidak memiliki pelabuhan alam.

Pulau Sentinel Utara dihuni oleh sekelompok masyarakat primitif yang disebut sebagai Suku Sentinel. Populasi mereka saat ini diperkirakan berkisar antara 50 sampai 400 orang.

Orang-orang Sentinel ini menghindari setiap hubungan dengan orang lain di luar kelompok mereka. Keberadaan mereka disebutkan sebagai orang-orang yang hingga saat ini tetap menolak bersentuhan dengan peradaban modern.

Pulau itu secara resmi merupakan milik distrik administratif Andaman Selatan, bagian dari wilayah persatuan India di Kepulauan Andaman dan Nikobar. Namun dalam prakteknya, pihak berwenang India mengakui keinginan penduduk pulau untuk dibiarkan sendiri dan membatasi peran mereka untuk pemantauan jarak jauh.

Karena itulah, India tidak bisa menuntut mereka karena membunuh orang-orang non-Sentinel. Pulau ini berlaku sebagai wilayah kedaulatan di bawah perlindungan India. [mel]

Rmol.co

LEAVE A REPLY