Tumpak Sewu, Air Terjun ‘Tirai’ dari Lumajang

0
Pemandangan Air terjun dilihat dari kawasan panorama

Pelita.Online – Tumpak Sewu atau yang disebut juga Coban Sewu adalah air terjun unik di Lumajang. Soalnya air terjun ini punya aliran air yang melebar seperti tirai.

Tumpak Sewu diambil dari kata tumpak yang artinya bertumpak atau susunan. Sedangkan sewu adalah jumlah dari mata air yang tak terhitung dan kira-kira jumlahnya mencapai ribuan.

Air Terjun Tumpak Sewu ini sudah terkenal sejak zaman penjajahan masa Belanda pada tahun 1899 yang di kala itu terdapat seorang fotografer asal Belanda yang mengabadikan satu foto dan masih disimpan hingga sekarang di Belanda.

Di mana pada tanggal 15 Maret 2015 terdapat pemuda Desa Sidomulyo yang menemukan sebuah tempat untuk melihat Air Terjun Tumpak Sewu Semeru dari atas yang sekarang dijadikan tempat wisata yang sampai sekarang sudah terkenal dengan nama ‘Air Terjun Panorama Tumpak Sewu.’

Air Terjun Tumpak Sewu atau Coban Sewu yang berketinggian kurang lebih 120 meter ini bisa dinikmati atau dilihat dengan dua cara. Yang pertama dilihat dari atas yang dikenal dengan sebutan panorama Coban Sewu. Yang kedua dilihat dari dekat atau dari bawah langsung sehingga sensasi dingin dari air terkena langsung ke badan.

Air Terjun Tumpak Sewu memiliki formasi unik, yaitu berupa aliran air yang melebar seperti tirai sehingga termasuk dalam tipe air terjun tiered.

Lokasi air terjun terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Purnojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Seperti saya waktu mengunjunginya akhir pekan kemarin menggunakan kereta dari Jakarta menuju Stasiun Pasar Turi Surabaya.

Dari stasiun saya harus menempuh perjalanan mengunakan mobil elf selama 5-6 jam perjalanan. Cukup melelahkan. Sesampainya di lokasi saya dan rombongan diberi arahan tentang medan yang akan ditempuh serta peraturan peraturan yang wajib di taati, sebelum memulai trakking atau memulai perjalanan menuju lokasi.

Saya dan tim diwajibkan sarapan terlebih dahulu supaya kuat pada saat trakking. Sedangkan untuk keamanan diri sendiri traveler harus dan wajib menggunakan sandal atau sepatu outdoor supaya pada saat trekking tidak licin.

Spot pertama di Coban Sewu, traveler bisa menikmatinya dari atas air terjun atau tempat tersebut disebut dengan panorama. Kini traveler akan disuguhkan penampakan air terjun dengan keindahan air yang seperti tirai dengan lebar sapai setengah lingkaran.

Apabila beruntung traveler bisa melihat garis pelangi yang terjadi dari biasan sinar matahari pada saat ketemu embun air atau percikan air yang berasal dari air terjun tersebut.

Traveler di sini tidak harus khawatir, karena trekking tidak begitu sulit dan akses pun sudah bagus. Serta di puncak panorama ini bisa dibilang tempat yang nyaman, lokasi yang bersih serta terdapat pagar besi atau pembatas dari bibir tebing. Asalkan traveler menaati peraturan yang ada.

Spot kedua dari air terjun ini adalah melihat langsung dari dekat, tapi aksesnya cukup curam dan medan trakknya cukup menantang adrenalin.

Kenapa tidak, trekking berupa beberapa tangga yang terbuat dari bambu yang ditempelkan langsung ke dinding tebing dan bersebelahan langsung dengan jurang, traveler harus hati hati dan mengikuti aturan yang diberikan pemandu.

Tangga pun dibuat lumayan curam dan tidak landai sehingga traveler harus berpegangan dengan pegangan tangan yang terbuat dari bambu. Bahkan ada beberapa yang terbuat dari tali saja, selain tangga bambu trekking pun harus melewati beberapa anak air terjun yang airnya melintas langsung ke pijakan kaki, berarti harus ekstra hati hati karena medan lumayan licin dan pegangan hanya berupa tali saja.

Perjuangan trekking ini akan dibayar lunas oleh keindahan air terjun. Apabila traveler pada saat hujan dan kondisi air sungai deras, berarti traveler tidak bisa mendekat ke lokasi air terjun karena sangat berbahaya.

Di dekat air terjun terdapat pos yang memantau para wisatawan. Namun, jika pada saat berkunjung cuaca lagi bersahabat atau cerah traveler bisa mendekat ke air terjun dan bersiap basah-basahan.

Jadi saya sarankan alat elektronik disimpan di tempat yang tidak terkena basah, karena cipratan air yang jatuh cukup kencang dan angin pun bertiup lumayan kencang sehingga air yang dibawa angin akan terkena langsung ke wisatawan. Menyenangkan, dan sensasi dingin pun pasti dirasakan.

Spot yang ketiga adalah Goa tetes. Di Goa Tetes ini bukan gua yang pada umumnya traveler bisa masuk ke gua dan bisa melihat batu granit atau stalaknit dan stalakmit, tapi Goa Tetes ini berupa air terjun yang di atas dan di balik air tersebut terdapat relung sehingga air yang turun menyerupai tetesan. Makanya itu bisa disebut dengan Goa Tetes.

Di bawah air terjun ini terdapat kolam yang memiliki arus air yang tenang dan tidak terlalu dalam, jadi sangat aman buat traveler atau wisatawan yang mau berenang atau sekedar bermain air.

Setelah puas bermain dan berkunjung ke spot spot tersebut, traveler harus memiliki ekstra tenaga untuk melewati medan yang luar biasa. Berupa jalan setapak yang dimana beberapa jalan tersebut tidak memiliki pijakan pasti atau sekedar pegangan tangan.

Jadi wisatawan atau traveler mesti pandai mengambil pijakan yang aman dilihat di samping jalurnya berupa tebing curam.

Setelah melewati medan bebatuan yang tidak jarang dialiri air, dari medan tersebut traveler harus trakking menajak untuk sampai ke desa atau sampai ke tempat parkiran mobil. Di sini medannya sudah lumayan bagus karena berupa beberapa anak tangga yang terbuat dari tembok dan memiliki pegangan tangan dari besi.

Trekking ini cukup menguras energi dan waktu. Setelah sampai di tempat parkir, traveler pun bisa mengganti pakaian atau mandi di tempat yang telah disediakan.

Bagi traveler yang berniat mengunjungi Air Terjun Coban Sewu ini harus datang di waktu pagi, karena jalur yang akan dilalui belum ada penerangan. Sehingga disarankan datang lebih awal, apalagi di musim penghujan seperti akhir tahun ini.

Di musim penghujan apalagi di akhir tahun, destinasi wisata pasti banyak dicari baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Jadi harus mempersiapkannya dengan matang.

Seperti saya di setiap perjalanan, saya selalu mentipkan beberapa keperluan kesehatan pribadi seperti Tolak Angin yang berfungsi sebagai pereda masuk angin.

Baik dalam perjalanan udara, darat maupun laut. Tolak Angin yang terbuat dari tanaman herbal yang diolah dan dikemas dengan standar yang tinggi sehingga sampai ke konsumen tetap higienis.

Detik.com

LEAVE A REPLY