Nadiem: Pembelajaran Jarak Jauh Terpaksa Karena Krisis Kesehatan

0

Pelita.online – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengaku terpaksa mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar online. Kebijakan keluar karena kondisi pandemi virus Corona (COVID-19).

“Jadi PJJ itu bukan kebijakan pemerintah. PJJ itu kita terpaksa karena pilihannya antara ada pembelajaran atau tidak ada pembelajaran sama sekali karena krisis kesehatan,” kata Nadiem di SDN Polisi I, Jalan Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Kamis (30/7/2020)

Nadiem mengatakan PJJ bukanlah metode pembelajaran yang diinginkan. Menurutnya, PJJ tidak akan bisa menggantikan interaksi tatap muka.

“Jadi PJJ itu bukan sesuatu yang diinginkan sama sekali dan kita ingin secepat mungkin kesehatan terjaga karena tidak ada yang bisa..teman-teman guru di sini tahu lah. Tak ada yang bisa menggantikan interaksi tatap muka,” ucap Nadiem.

Nadiem menjelaskan emosi anak saat belajar akan lebih terlihat apabila melakukan pembelajaran tatap muka. Dia menyebut pengajar akan lebih sensitif jika mengajar langsung di sekolah.

“Di situ lah kita bisa melihat emosi anak, di situ lah kita bisa merasakan energi dia di kelas sehingga kita lebih sensitif kalau lagi sedih kalau lagi senang, dia tidak mengerti. Kita lebih sensitif tatap muka,” ujar Nadiem.

Nadiem sendiri mengaku tidak ingin anak-anak melakukan PJJ. Dia ingin agar anak dapat segera kembali ke sekolah tatap muka.

“Dalam hati saya saya tidak ingin PJJ. Saya ingin semua anak kembali tatap muka. Itu sangat penting,” ucap Nadiem.

Selain itu, Nadiem juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam PJJ. Dia mengatakan kesuksesan PJJ terjadi melalui adanya kolaborasi antara guru, sekolah, dan orang tua.

“Jadi terakhir adalah kembali lagi ke peran orang tua. Program-program PJJ sukses bukan hanya guru dan sekolahnya tapi orang tua mana yang berpartisipasi,” ungkap Nadiem.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY