PAN Minta Mumtaz Rais Ambil Pelajaran soal Kisruh dengan Pimpinan KPK

0

Pelita.online – PAN menilai kisruh antara kadernya, Ahmad Mumtaz Rais, dan Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango sebetulnya sudah selesai karena keduanya sudah saling mengklarifikasi. PAN meminta polemik kisruh Mumtaz-Nawawi tak perlu diperpanjang.

“Menurut saya, dari klarifikasi Mumtaz dan kawan-kawan, sebenarnya sudah selesai di atas (di pesawat), sudah saling memaafkan dan saling bercanda, dan saling memahami satu sama lain,” kata Waketum PAN Yandri Susanto di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

“Maka, kita juga kaget ketika pihak Garuda atau Pak Nawawi melaporkan itu, esensinya apa sih? Sebenarnya, menurut saya, tidak perlu diperpanjang,” imbuhnya.

Kisruh Muntaz dan Nawawi diketahui dipicu masalah handphone. Yandri menyebut pihaknya sedang mencoba menyelesaikan secara kekeluargaan.

“Nah, ini sedang kita coba mediasi dengan pihak Garuda,” ucap Yandri.

Nawawi pun sampai melapor ke polisi setelah kejadian. Menurut Yandri, jika nantinya laporan itu berlanjut, Mumtaz akan taat mengikuti prosesnya.

“Ya intinya, kalau itu memang diproses, Mumtaz, sebagai warga negara yang baik, pasti akan mengikuti proses. Tapi, alangkah baiknya itu tidak dilanjutkan, sehingga tidak ada kegaduhan atau tidak ada persepsi yang lain-lain,” ucap Ketua Komisi VIII DPR RI itu.

Partai Amanat Nasional secara tegas menolak hak angket terhadap KPK. PAN tidak akan mengirimkan kadernya ke dalam panitia khusus (pansus) angket KPK. Hal itu disampaikan Sekretaris Fraksi PAN Yandri Susanto di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2017).Yandri Susanto (Lamhot Aritonang/detikcom)

Yandri juga berpesan kepada Mumtaz. Dia meminta agar putra Amien Rais itu memetik pelajaran dari kejadian tersebut.

“Tapi, kita juga minta Mumtaz untuk ambil pelajaran dari peristiwa ini. Jangan sampai salah persepsi lagi dan terjadi lagi di waktu yang lain,” imbau Yandri.

Sebelumnya, insiden ribut antara pimpinan KPK Nawawi Pomolango dan Ahmad Mumtaz Rais terjadi di pesawat Garuda. Wasekjen PAN Irvan Hermawan, yang ikut serta bersama Mumtaz dalam pesawat tersebut, menjelaskan insiden keributan di pesawat GA 643 GTO-UPG-CGK (Gorontalo-Makassar-Jakarta) itu.

Irvan membela Mumtaz Rais, yang disebut menggunakan handphone di dalam pesawat. Menurut Irvan, keributan antara Mumtaz dan Nawawi sebenarnya sudah diselesaikan di atas pesawat.

“Penggunaan HP yang dilakukan oleh saudaraku Mumtaz Rais itu pada saat pesawat berhenti di Bandara Ujung Pandang, Makassar, untuk transit. Pesawat dalam keadaan kosong kecuali penumpang transit, bukan saat boarding,” kata Irvan.

“Pada saat saudaraku Mumtaz Rais menggunakan HP dan diminta dimatikan oleh kru pesawat (pramugari) memang terjadi perdebatan, termasuk perdebatan dengan Bapak Nawawi Pomolango. Namun masalah ini sudah bisa diselesaikan secara baik pada saat itu juga oleh pimpinan rombongan Bapak Pangeran Khairul Saleh, yang duduknya di pesawat dekat dengan Mumtaz Rais dan Pak Nawawi Pomolango,” ucap Irvan.

Sementara itu, Dirut Garuda Irfan Setiaputra menyebutkan keributan dipicu oleh salah satu penumpang kelas bisnis yang kedapatan menggunakan handphone saat pesawat sedang boarding di Gorontalo dan ketika pesawat tengah melakukan refueling sewaktu transit di Makassar.

Kejadian ini kemudian didengar oleh penumpang lain yang juga duduk di kelas bisnis. Penumpang tersebut kemudian ikut menegur sehingga terjadi adu argumen.

“Adapun atas laporan salah satu penumpang yang terlibat adu argumen, kejadian tersebut saat ini tengah ditangani oleh pihak berwajib. Garuda Indonesia juga akan menghormati proses hukum yang berjalan termasuk secara kooperatif akan memberikan informasi lebih lanjut bilamana dibutuhkan,” ungkap Irfan.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY