Partai Baru Mahathir Dianggap Kendaraan untuk Ambisi Pribadi

0

Pelita.online – Mantan perdana menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad telah mengumumkan peluncuran partai politik baru yang dianggap sebagai usaha untuk mengejar peluang dalam pemilihan awal untuk menggulingkan PM Muhyiddin Yassin. Terkait hal itu, sejumlah pengamat politik menilai partai baru Mahathir tidak lebih dari kendaraan untuk ego dan ambisi pribadi tokoh berusia 95 tahun itu.

Para pengamat menilai ruang politik Melayu sudah terlalu jenuh dengan setidaknya lima partai mapan di kedua sisi spektrum politik yang secara aktif bersaing untuk mendapatkan dukungan masyarakat.

Menurut pengamat politik Dr Ahmad Fauzi Abdul Hamid, partai Mahathir yang masih belum memiliki nama, akan sulit meyakinkan pemilih Melayu yang sudah didekati di satu sisi oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Partai Islam Se-Malaysia (PAS), dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), serta di sisi lain oleh Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan Partai Amanah Negara.

“Saya pikir partai baru ini tidak akan membuat kemajuan berarti karena banyak warga Melayu menyadari fakta bahwa suara Melayu telah terpecah terlalu banyak sehingga merugikan politik mereka sebagai komunitas,” kata Ahmad Fauzi kepada Malay Mail, Minggu (9/8/2020).

Menurutnya, Dr Mahathir sepertinya bertekad untuk mengulangi prestasinya pada 1988 dengan UMNO baru dan mengalahkan Tengku Razaleigh beserta sekutunya. Tapi sayangnya, waktu telah berubah.

“Namun partai baru lainnya adalah cerminan dari ego Mahathir, tidak mau memainkan peran yang kurang dari peran utama dalam peran apa pun, yang harus dia lakukan jika bergabung dengan partai-partai berbasis Melayu yang sudah ada,” ujar Ahmad Fauzi.

Mahathir, Jumat (7/8/2020), mengumumkan akan memimpin partai baru yang belum diberi nama, sedangkan putranya, Mukhriz Mahathir, akan menjadi presiden. Menurutnya, surat pendaftaran yang diperlukan belum dimasukkan, tapi dia akan secepatnya melakukan langkah itu.

Mahathir membentuk Bersatu pada 2016 setelah dia meninggalkan UMNO karena kampanyenya yang gagal untuk mengganti Najib Razak sebagai PM. Mahathir akhirnya mencetak sejarah lewat Bersatu dengan memenangkan pemilu tahun 2018 bersama koalisi Pakatan Harapan (PH). Kemenangan itu menjadikan Mahathir sebagai PM tertua di dunia.

Namun, Mahathir kehilangan kendalinya di Bersatu setelah krisis politik pada Februari memicu pembelotan dan pengunduran dirinya sebagai PM.

 

Sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY