Partai Berkarya Berencana Pasang Foto Soeharto Selama Kampanye

0
Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso (Ari Saputra/detikcom)

Pelita.Online, Jakarta – Partai Berkarya berencana memasang foto Presiden RI ke-2 Soeharto selama kampanye Pemilu 2019. Soeharto bakal menjadi simbol Partai Berkarya karena dinilai berjasa untuk Indonesia.

“Begini, kalau tidak dilarang UU, kami berencana secara masif untuk masang foto Pak Harto di baliho, spanduk, videotron, dan billboard seluruh Indonesia. Dan kami tidak ragu-ragu Partai Berkarya menyimbolkan Pak Harto karena, menurut pandangan kami, Pak Harto tokoh besar dan berjasa bagi bangsa ini,” ucap Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2018).

Soeharto, disebut Priyo, adalah pemimpin yang tegas dan mampu menyelesaikan krisis nasional serta menumpas pengkhianatan PKI. Meski begitu, ia tidak mempermasalahkan kekurangan yang juga dimiliki Soeharto.

“Kedua, selain di mata kami ada dua putra lahir terbaik, Bung Karno dan Bung Harto. Ada yang mengidolakan, dan satunya dicerca, monggo saja hak politik, kita serahkan publik. Di mata Berkarya, Bung Karno dan Bung Harto putra terbaik prestasi dan mungkin ada kekurangan,” ujar Priyo.

Terkait Soeharto yang dianggap berada di balik korban penculikan aktivis ’98, Priyo mengaku tidak masalah jika pemasangan foto Bung Harto dikritik selama Pemilu 2019. Tapi dalam berbagai survei, Soeharto dinilai sebagai pemimpin yang paling gemilang.

“Dengan semua segala risiko mau kritik dan nyinyir tidak apa-apa. Tapi hak kami menyampaikan itu akan memanen simpati yang mencintai, Pak Harto hasil survei terakhir telah meletakkan Pak Harto paling gemilang di Indonesia. Dengan demikian, risiko ada yang kritik dan nyinyir kami tidak apa-apa,” tutur Priyo.

“Sebagaimana teman PDIP menggunakan simbol Bung Karno untuk ini (kampanye). Meskipun Bung Karno juga ada yang mengkritik ini dan itu. Itu hak masing-masing,” imbuh dia.

Dalam kesempatan berbeda, peneliti Indo Barometer M Qodari menilai seharusnya Partai Berkarya menampilkan sosok Hutomo Mandala Putra atau Tommy selaku ketum. Sebab, Partai Berkarya belum populer seperti Soeharto.

“Paling mudah dengan besarkan Tommy atau siapa pun anak Soeharto, kalau ke parpol langsung akan sulit karena di 2004 ada yang jualan Pak Harto yang dipimpin Mbak Tutut yang dikenal rekam jejak politik beda dengan Tommy. Missing link harus ditemukan, Pak Harto populer tapi parpol belum,” jelas Qodari.

Detik.com

LEAVE A REPLY