Pasien HIV London Bisa Menjadi Orang Kedua yang Disembuhkan

0
Pasien HIV di London kemungkinan menjadi orang kedua yang berhasil lolos dari serangan virus. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Pelita.Online,Jakarta — Secercah harapan kembali muncul untuk pasien positif HIV. Kasus anyar menemukan adanya kemungkinan bagi seorang pasien HIV di London, Inggris, yang identitasnya masih disembunyikan, terbebas dari virus yang menyerang 70 juta orang di seluruh dunia itu. Dia menjadi pasien kedua yang dimungkinkan ‘lolos’ dari serangan virus selama epidemi AIDS dalam rentang waktu 40 tahun lamanya.

Laporan itu diterbitkan oleh sejumlah peneliti dalam jurnal Nature pada Selasa (5/3). Laporan muncul sepuluh tahun setelah pasien pertama di Berlin, Jerman, Timothy Ray Brown, diklaim sembuh dari HIV.

Mengutip CNN, kedua pasien dirawat dengan cara yang sama. Keduanya menjalani transplantasi sel induk dari donor pembawa mutasi genetik langka atau yang dikenal dengan CCR5-delta 32. Transplantasi itu membuat pasien resisten terhadap virus HIV.

Pasien London itu diketahui telah berada dalam tahap remisi selama 18 bulan sejak dia berhenti mengonsumsi obat antiretroviral.

“Dengan dicapainya tahap remisi pada pasien kedua, kami telah menunjukkan bahwa apa yang terjadi pada pasien Berlin [Timothy Ray Brown] bukan anomali,” ujar penulis utama studi, Ravindra Gupta, seorang profesor di Divisi Infeksi dan Kekebalan Tubuh College University, London.

Gupta menambahkan, meski metode yang digunakan tak selalu sesuai untuk semua pasien, namun setidaknya hal itu menawarkan harapan untuk strategi pengobatan baru yang dikenal dengan istilah terapi gen.

Saat ini, kata Gupta, masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa pasien London sembuh dari HIV. Dia bersama rekan-rekannya masih akan terus memantau kondisi pasien.

Hampir 1 juta orang meninggal setiap tahunnya lantaran virus HIV. Pengobatan yang umum dilakukan adalah dengan terapi antiretroviral yang harus diminum oleh pasien seumur hidup.

Pasien London didiagnosis menderita HIV pada tahun 2003 dan memulai terapi antiretroviral pada 2012 lalu. Dia juga didiagnosis menderita limfoma Hodgkin tingkat lanjut. Setelah kemoterapi, dia menjalani transplantasi sel induk pada 2016 dan tetap mengonsumsi antiretroviral selama 16 bulan lamanya.

Untuk menguji apakah dia benar-benar bisa masuk ke dalam tahap remisi, pasien menghentikan terapi antiretroviral. Berada dalam masa remisi selama 18 bulan, tes rutin yang dilakoninya mengonfirmasi bahwa virus HIV dalam tubuhnya tidak terdeteksi.

Hal yang sama juga terjadi pada pasien sebelumnya, Timothy Ray Brown, seorang warga Berlin yang hidup dengan HIV dan secara rutin mengonsumsi antiretroviral. Dia juga didiagnosis mengidap leukimia akut.

Setelah dua kali menjalani transplantasi sumsum tulang belakang, Brown dianggap sembuh dari infeksi virus HIV.

Ahli infeksi dan kekebalan tubuh Sharon Lewin merasa bergairah dengan remisi panjang yang terlihat pada pasien London.

“Kasus baru ini menegaskan bahwa transplantasi sumsum tulang dari donor negatif-CCR5 dapat menghilangkan virus,” ujar Lewin. Dia menduga ada dua faktor yang berperan. Sumsum tulang baru yang resisten terhadap HIV, diduga secara aktif menghilangkan sel yang terinfeksi HIV.

CNN Indonesia

LEAVE A REPLY