Pencetus Sekolah Robotik Ini Bermimpi Bangun Negeri dengan Teknologi

0

Pelita.online – Kedua mata seorang pemuda fokus pada layar laptop di hadapannya. Di tangan kirinya terdapat sebuah benda yang terdiri dari rangka dengan kabel warna-warni dan komponen lampu kecil yang berkedip sesekali.

Tangan kanannya memegang solder yang baru saja selesai digunakan untuk merakit rangkaian elektronika. Rupanya pemuda itu sedang menunjukkan cara merakit kerangka robot kepada sejumlah anak melalui metode daring.

Di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini, pemuda itu masih aktif mengajarkan dunia robotik kepada anak-anak di Surabaya, Jawa Timur.

Adalah Hendro Yulius Putro, seorang pemuda yang memiliki mimpi membangun negeri dengan teknologi. Dia adalah sosok penting pencetus sekolah robotik Yayasan Adicita Wiraya Guna (AWG) Robotic Course yang memiliki banyak murid berprestasi di bidang robotik dan mendapatkan gelar juara maupun penghargaan tak hanya di dalam, tetapi juga luar negeri seperti Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Beijing hingga Jepang.

Pemuda yang kerap dipanggil Hendro ini merupakan penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2019 bidang teknologi karena mengenalkan dunia robotik kepada anak-anak hingga membawa teknologi robotik Indonesia ke kancah dunia.

“Masa depan adalah milik kita yang menyiapkannya sekarang. Kelak peran teknologi akan mendisrupsi banyak hal. Tingkatkan kepedulian terhadap teknologi untuk terus belajar dan menghasilkan karya-karya,” tutur Hendro saat berbagi kisahnya dalam inspira webinar yang diadakan SATU Indonesia bersama dengan Young On Top, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (12/7/2020).

Hendro merupakan penggagas ekstrakurikuler di bidang teknologi khususnya robot di tempatnya mengajar. Ide itu bermula dari turunnya jumlah murid yang mendaftar di sekolah tempat ia mengajar, sehingga pengurus yayasan berniat menutup sekolahnya.

Kemudian, pemuda lulusan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) jurusan Fisika itu berseru lantang meyakinkan sang pengurus agar tidak menutup sekolahnya.

Gayung bersambut, usahanya selama lima bulan berbuah kabar menggembirakan dengan bertambahnya murid di tempat ia mengajar. Dua tahun berjalan, Hendro pun didapuk sebagai wakil kepala sekolah.

Mencari murid masih menjadi masalah utama sekolah yang dipimpinnya. Berbekal keyakinan teknologi dapat mendongkrak nama sekolahnya, ia mulai merintis ekstrakurikuler robotik di SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya.

Ide itu tercetus sepulangnya menghadiri kontes robot yang diadakan Institut Teknologi Sepuluh (ITS) November 2011. Ia berusaha mencari mentor untuk anak muridnya dan membuat modul untuk dipelajari oleh siswanya sehingga mereka mampu merancang robot penjejak garis dan mini soccer robot.

 

Sumber : liputan6.com

LEAVE A REPLY