Peneliti: Mode Malam HP Ganggu Tidur

0

Pelita.online – Penelitian terbaru menyebut fitur mode malam yang mengurangi intensitas cahaya biru pada handphone (hp) malah membuat semakin sulit tidur. Hal ini diungkap berdasarkan studi yang dilakukan Tim Brown dari Universitas Manchaster.

Beberapa tahun belakangan, para produsen ponsel memang menyediakan fitur mode malam yang membuat tampilan layar menjadi tampak kekuningan. Mode malam kini populer digunakan di Android dan iOS.

Ide untuk menyajikan mode malam ini berasal dari kepercayaan kalau menatap cahaya biru setelah matahari terbenam bisa membuat seseorang lebih sulit tidur. Kepercayaan ini berasal dari penelitian 20 tahun lalu terhadap melanopsin. Melanopsin adalah protein yang sensitif terhadap cahaya di mata, seperti dilaporkan The Guardian.

Jam biologis tubuh menggunakan melanopsin untuk mengukur kecerahan. Protein ini merespon lebih kuat pada cahaya dengan gelombang yang lebih pendek, seperti cahaya biru. Sehingga, para produsen ponsel berusaha mengurangi cahaya biru ini di layar dengan mode malam dan mengganti dengan warna layar dengan warna kekuningan yang lebih hangat.

Layar ponsel biasanya memiliki tiga cahaya subpiksel, merah, hijau, dan biru. Subpiksel biru punya gelombang cahaya yang paling pendek. Sehingga mode malam mengurangi cahaya yang dipancarkan oleh subpiksel biru ini. Sehingga tampilan layar jadi lebih kekuningan.

Namun, hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian sebelumnya. Menurut Brown, kecerahan layar lebih memengaruhi jam biologis ketimbang warna. Tapi hal ini didapat berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap tikus laboratorium.

Menatap kecerahan yang lebih temaram di waktu malam disebut lebih cocok terhadap jam biologis tubuh. Sementara layar yang lebih cerah cocok untuk siang hari. Sehingga, pengaturan kecerahan layar lebih penting dari pengaturan warna.

Dalam penelitian, mereka menggunakan pencahayaan yang dapat menyesuaikan warna tanpa mengubah kecerahan. Hasilnya, warna biru punya pengaruh lebih kecil pada jam biologis tikus daripada warna kuning dengan kecerahan yang sama.

“Pendapat umum soal warna biru berpengaruh besar pada jam biologis adalah kesalahan besar. Kenyatannya, warna biru yang dekat dengan warna senja efeknya lebih sedikit dari warna putih atau kuning dengan kecerahan yang sama,” jelas Dr Brown, seperti dikutip Tech Radar.

Tim peneliti ini berharap temuan mereka bisa memiliki membantu desain pencahayaan yang lebih baik dan membantu pola tidur dan terjaga.

Lantaran percobaan ini dilakukan terhadap tikus, masih belum jelas apakah hal yang sama juga berdampak pada manusia. Namun, Dr Brown percaya kalau temuan ini juga punya pengaruh yang sama terhadap manusia

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY