Pengusaha Hotel soal Dampak Corona: Karyawan Bisa Dirumahkan

0

Pelita.online – Pengusaha hotel dan restoran mengaku bisnis di Kalimantan Barat ngos-ngosan karena pandemi virus corona. Tingkat okupansi hotel di wilayahnya diklaim merosot minimal 20 persen, termasuk juga bisnis restoran.

Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalbar Yuliardi Qamal, anggotanya mengeluhkan sepinya bisnis hotel dan restoran sejak dua bulan terakhir dan banyaknya acara yang dibatalkan.

“Kami paham kondisi saat ini terjadi di seluruh dunia. Karenanya, kami mendukung langkah pemerintah membatasi masuknya orang dari luar negeri, khususnya negara-negara yang terdampak virus corona,” ujarnya kepada, akhir pekan lalu.

Namun, ia bilang seharusnya pemerintah bisa mengkompensasi dengan menghapus pajak hotel dan restoran, termasuk pajak penghasilan, selama enam bulan ke depan. “Kami sudah merugi. Biaya operasional meningkat tajam. Sementara, pendapatan turun. Saya berbicara kepada DPRD Kalbar dan Pemerintah Kota Pontianak untuk sampaikan ke pemerintah pusat agar kami juga diberikan kompensasi itu,” imbuh Yuliardi.

Jika iklim usaha tidak membaik, ia melanjutkan bukan tidak mungkin pengusaha mulai mengurangi beban operasional. Salah satunya dengan merumahkan pekerja hotel dan restoran.

“Tidak ada satu pun yang tahu kapan wabah virus corona ini akan selesai. Tentu, ini berdampak pada dunia usaha. Bank tidak mau tahu soal dampak corona (terhadap kredit). Kami terjepit. Tanpa kompensasi, bisa saja kami merumahkan pekerjanya,” imbuhnya.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pontianak sendiri banyak disumbang oleh pariwisata, termasuk pajak hotel dan restoran. “Kami harapkan ada kompensasi menghapus pajak sementara waktu,” terang Yuliardi.

Front Office Manager Hotel Aston Pontianak Lilo Sigit membenarkan ungkapan Yuliardi. Bahkan, ia bilang tingkat hunian hotelnya turun hingga 30 persen karena banyak acara ditunda dan dibatalkan.

“Dua kementerian yang akan melaksanakan kegiatan di hotel kami pun membatalkan kunjungannya karena virus corona ini. Pada perayaan Cap Go Meh Februari lalu, dari total 155 kamar yang tersedia, hanya 100 saja yang terisi,” ungkapnya.

Pun demikian, Lilo melanjutkan belum ada upaya manajemen merumahkan karyawannya. Saat ini, biaya operasional masih dalam batas kemampuan. “Tapi kalau berdampak, ya pasti lah karena virus corona,” tandasnya.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY