Peringati Hari Jadi Cirebon, Kesultanan Kanoman Bacakan Babad Cirebon

0

Pelita.online – Suasana hening menyelimuti ritual pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman. Ritual tahunan yang merefleksikan sejarah pertama kalinya Cirebon berdiri.

Empat lilin besar menyala di antara rombongan Sultan Kanoman Pangeran Raja Mohamad Emirudin dan Elang Besus, pembaca Babad Cirebon. Emirudin dan rombongannya duduk bersila menghadap Besus yang membacakan Babad Cirebon. Ritual tahunan ini dilakukan di Witana, pendopo atau bangunan yang menjadi tanda berdirinya Cirebon.

Selain rombongan kesultanan, pembacaan Babad Cirebon disaksikan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Wali Kota Cirebon dan pejabat Pemkot Cirebon. Pembacaan Babad Cirebon menggunakan bahasa Jawa. Pembacaan sejarah asal-usul Cirebon ini dilakukan setiap tanggal 1 Muharam, bertepatan dengan hari jadi Kota Cirebon, yang saat ini menginjak usia ke-650 tahun.

 

Peringati Hari Jadi Cirebon, Kesultanan Kanoman Bacakan Babad CirebonFoto: Sudirman Wamad/detikcom

Juru bicara Kesultanan Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan pembacaan Babad Cirebon sebagai pengingat sejarah tentang berdirinya Cirebon. Ritual yang digelar setiap tanggal 1 Muharam ini menjadi bagian pelestarian budaya yang ada di Cirebon.

Arimbi mencertiakan perjalanan panjang berdirinya Cirebon bermula sekitar abad ke-15. Saat itu wilayah Cirebon masih menjadi bagian Kerajaan Pakuwan Pajajaran.

“Sri Baduga Maharaja Ratu Haji Prabu Guru Dewata Prana atau yang lazim disebut dengan Prabu Siliwangi memimpin kerajaan tersebut,” kata Arimbi, Minggu (1/9/2019).

Pada zaman itu, lanjut Arimbi Pelabuhan Muara Jati yang saat ini menjadi bagian dari wilayah Gunung Jati Cirebon merupakan salah satu titik penyebaran Islam. Ki Gedeng Tapa menjabat sebagai syahbandar di pelabuhan tersebut.

“Ki Gedeng Tapa waktu itu menyetujui aktivitas syiar Islam yang dilakukan Syekh Idofi Mahdi atau Syekh Nurjati. Singkat cerita, Syekh Nurjati kemudian memerintahkan muridnya yakni Pangeran Walangsungsang untuk membabad alas tanah kebon pesisir, yang saat ini menjadi wilayah Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon, ya wilayah Keraton Kanomansekarang,” katanya.

Arimbi menceritakan babad alas tanah pesisir itu dilakukan pada hari Minggu tepatnya 1 Suro atau 1 Muharam. “Babad alas tanah pesisir inilah yang mengawali lahirnya Cirebon. Titik nol-nya berada di bangunan Witana, yang memiliki makna tanah pembuka,” kata Arimbi.

Peringati Hari Jadi Cirebon, Kesultanan Kanoman Bacakan Babad CirebonFoto: Sudirman Wamad/detikcom

Di tempat yang sama, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis mengatakan pembacaan Babad Cirebon salah satu upaya untuk melestarikan sejarah dan budaya yang ada di Cirebon. “Ini sebagai pengingat tentang sejarah Cirebon. Kita harus melestarikan budaya Cirebon,” kata Azis dalam sambutannya.

Azis menambahkan agenda kebudayaan pembacaan Babad Cirebon memiliki potensi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Ritual pembacaan Babad Cirebon bisa dijadikan sebagai edukasi untuk masyarakat tentang sejarah dan budaya Cirebon.

Usai ritual tersebut, Sultan Kanoman diarak dari Keraton Kanoman menuju Astana Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, dengan menggunakan kereta Paksi Naga Liman.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY