Pesan WhatsApp Pribadi Bisa Jadi Petunjuk Baru Pembunuhan Khashoggi

0

Pelita.Online – Lebih dari 400 pesan pribadi WhatsApp yang dikirim oleh wartawan senior Jamal Khashoggi sepanjang tahun lalu kepada sesama warga Saudi di pengasingan mungkin bisa menawarkan petunjuk baru atas misteri pembunuhannya.

CNN akhir pekan kemarin memuat, dalam percakapannya dengan aktivis yang berbasis di Kanada, yakni Omar Abdulaziz, yang kemudian diakses oleh CNN, Khashoggi menggambarkan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman atau dikenal denga akronim MBS, sebagai binatang buas dan ‘pac-man’ yang dinilainya akan melahap semua yang menghalangi jalannya, bahkan pendukungnya.

Sebagai informasi, “pac-man” adalah sebuah permainan arkade di mana pemain harus mengontrol tokoh berwarna kuning bernama Pac-Man dan membawanya mengelilingi lorong berlika-liku sambil “memakan” titik-titik kecil dan benda-benda khusus lainnya.

“Penangkapan tidak dapat dibenarkan dan tidak melayani dia (logika mengatakan), tetapi tirani tidak memiliki logika, tetapi dia mencintai kekuatan, penindasan dan kebutuhan untuk memamerkannya. Dia seperti binatang ‘pac-man’ semakin banyak korban yang dia makan, semakin banyak dia ingin. Saya tidak akan terkejut bahwa penindasan akan mencapai bahkan mereka yang menyemangati dia, lalu yang lain dan yang lain dan seterusnya. Tuhan tahu,” tulis Khashoggi, do pesan WhatAppa itu, menurut CNN.

Pesan-pesan yang dibagikan oleh Abdulaziz dengan CNN termasuk rekaman suara, foto dan video. Percakapan mengungkapkan keduanya merencanakan “gerakan pemuda online”, CNN melaporkan.

Abdulaziz yakin pesan antara dia dan Khashoggi disadap oleh pemerintah Saudi pada bulan Agustus, dua bulan sebelum Khashoggi dibunuh oleh pejabat Saudi di dalam konsulat mereka di Istanbul.

Abdulaziz mengatakan kepada CNN bahwa dia berencana untuk bergabung dengan gugatan terhadap perusahaan Israel yang dilaporkan menemukan perangkat lunak untuk meretas ponselnya.

Menurutnya, peretasan telepon memainkan peran besar dalam apa yang terjadi pada Khashoggi.

“Rasa bersalah itu membunuhku,” katanya. 

Cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY