Polisi akan periksa manajemen PT Waskita terkait girder tol yang ambruk

0

Jakarta, Pelita.Online – Penyidik polisi dari Polres Pasuruan Kota maupun Ditreskrimum Polda Jawa Timur sampai sekarang terus mendalami ambruknya girder beton di Proyek Strategis Nasional Tol Pasuruan Probolinggo, di wilayah yang menghubungkan antara Desa Plososari dan Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Pasuruan Kota.

Bahkan rencananya, penyidik akan memanggil pihak manajemennya PT Waskita, perusahaan yang mengerjakan proyek tol tersebut. Nantinya diminta keterangan terkait runtuhnya girder pada Minggu (29/10) pagi kemarin yang menyebabkan satu orang tewas, dua pekerja mengalami luka patah tulang.

“Nantinya pihak manajemen (PT Waskita) yang mengerjakan proyek tol nasional ini akan kita panggilan untuk dimintai keterangan,” kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kamis (2/11).

Pemanggilan itu nantinya akan dicocokkan dengan keterangan saksi (dari pekerja) di lapangan dan olah TKP yang dilakukan tim Laboratorium Forensik (labfor) Mabes Polri Cabang Polda Jawa Timur.

Termasuk dengan keterangan saksi ahli. Apakah semua alat seperti krane yang digunakan untuk mengangkat girder beton seberat 100 ton itu sudah sesuai dengan standard operasional prosedur (SOP) atau tidak.

Walaupun pihak manajemennya mengklaim krane itu sudah sesuai dengan SOP. Bahwa dua krane yang digunakan untuk mengangkat girder beton dengan kawat baja sling itu mempunyai masing-masing beratnya 250 ton.

“Ini masih dilakukan koordinasi dan komunikasi dari keterangan saksi yang bekerja dengan tim labfor. Mohon waktunya, tunggu saja hasilnya,” ujarnya.

Perlu diketahui, kecelakaan kerja tersebut terjadi Minggu (29/10) pagi sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu Ada 17 orang pekerja dari PT Waskita yang melakukan pemasangan girder.

Tapi, saat dilakukan pemasangan girder keempat beratnya sekitar 100 ton diangkat dengan menggunakan dua krane mempunyai berat masing-masing 250 ton tiba-tiba goyang.

Girder yang diangkat dengan krane menggunakan tali kawat baja seling terlepas. Satu krane posisinya masih bertahan menahan girder didekat pondasi beton jembatan.

Akibatnya, satu orang tewas yakni Heri Sunandar tertimpa girder, kemudian dua pekerja lagi yakni Sugiono dan Nurdin mengalami luka, dan hingga sekarang masih dirawat di rumah sakit Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Merdeka.com

LEAVE A REPLY