Polisi Cari Pelaku Teror Bom Pimpinan KPK Lewat Sidik Jari

0
Teror Bom di Rumah Ketua KPK. (Detikcom/Isal Mawardi)

Pelita.Online, Jakarta – Kepolisian masih mengusut kasus teror bom terhadap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mabes Polri menyatakan saat ini pihaknya tengah berupaya mengidentifikasi pelaku dari bekas sidik jari dan kesaksian orang-orang di sekitar lokasi perkara.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan tim Inafis diterjunkan dalam penyelidikan kasus teror bom ini. Ada dua metode yang ditempuh Inafis yakni identifikasi sidik jari dan membuat sketsa terduga pelaku.

Keberadaan sidik jari di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif akan menjadi pintu masuk bagi Inafis untuk mengungkap pelaku. Barang bukti yang ada di rumah Agus berupa tas berisi paralon yang kemudian dinyatakan bom pipa palsu, sementara di rumah Laode berupa botol bom molotov yang gagal meledak.

“Kalau sidik jarinya orang itu punya KTP elektronik pasti langsung terdeteksi,” kata Dedi, Jumat (11/1).
Sementara untuk teknik sketsa gambar, polisi masih mengumpulkan informasi dari saksi khususnya tukang bubur yang mengaku sempat melihat orang mencurigakan di sekitar tempat tinggal Laode.

“Khusus penjual bubur, dari Inafis akan panggil ahli sketsa wajah,” kata Dedi.

Kepala Divisi Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menyebut tukang bubur yang berjualan di dekat kediaman Laode sempat dihampiri orang tak dikenal. Kepada penjual bubur, orang tak dikenal itu menanyakan lokasi rumah Laode dan rumah Ketua RT setempat.

Dedi menuturkan orang tak dikenal yang bertanya kepada tukang bubur hanya seorang. Sementara seorang lagi, tidak turun dari motornya.

“Saat menanyakan (dia) sempat duduk, tidak menggunakan helm, menggunakan sepeda motor. Lagi coba digambarkan oleh ahli sketsa kerja sama dengan Inafis,” kata Dedi.

Selain dua metode tersebut, polisi juga masih memeriksa data rekaman kamera pengawas di rumah Agus dan Laode. Tak hanya data di waktu kejadian, polisi turut memeriksa data di hari-hari sebelumnya untuk menemukan orang-orang mencurigakan dengan meminta bantuan saksi ahli ITE.

Polisi juga berencana menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika serta operator telekomunikasi untuk menyisir komunikasi yang berlangsung dalam sepekan di sekitar lokasi perkara.

Dedi menegaskan kendala dalam penyelidikan kasus ini hanya waktu belaka. Seketika hasil laboratorium forensik sudah komprehensif, Dedi berjanji pihaknya lekas membuat kesimpulan.

“Kita hanya butuh waktu. Proses pembuktian ini hal yang paling fundamental dalan membuat kasus ini terang-benderang,” katanya.

CNN Indonesia

LEAVE A REPLY