Polusi Udara Pangkas 20-30 Bulan Angka Harapan Hidup Anak

0
Ilustrasi polusi udara (REUTERS/Saumya Khandelwal)

Pelita.online – Polusi udara diprediksi dapat memangkas angka harapan hidup anak-anak sebanyak 20-30 bulan. Anak-anak di Asia Selatan menjadi korban terparah paparan polusi udara.

Hal itu disebutkan dalam laporan anyar State of Global Air (SOGA) 2019 yang diinisiasi oleh Health Effect Institute, Amerika Serikat. Mengutip AFP, laporan itu memprediksi pemangkasan angka harapan hidup anak-anak di negara dengan paparan polusi udara yang masif.

Di Asia Selatan, misalnya, di mana polusi udara diprediksi memangkas angka harapan hidup sebanyak 30 bulan. Diikuti oleh negara-negara di sub-Sahara Afrika dengan pemangkasan angka harapan hidup 24 bulan. Sementara di Asia Timur, polusi udara memangkas angka harapan hidup anak sebanyak 23 bulan.

Asia Selatan sendiri menjadi salah satu kawasan di dunia dengan tingkat paparan polusi udara tertinggi. Ukuran partikel polusi menyebabkan kesulitan bernapas dan masalah kardiovaskular di Nepal dan India.

Temuan itu kian menegaskan sejumlah penelitian dan laporan sebelumnya. Pada Oktober 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan paparan polusi udara membunuh sekitar 500 ribu anak di bawah usia 15 pada setiap tahunnya.

Anak-anak disebut lebih rentan terhadap dampak polusi udara. Hal ini disebabkan oleh pola napas anak-anak yang lebih cepat ketimbang orang dewasa. Dengan demikian, anak-anak menyerap lebih banyak polutan saat otak dan tubuh masih memasuki fase pertumbuhan.

“Angka harapan hidup anak ‘dipersingkat’. Pemerintah perlu mengambil tindakan,” ujar Wakil Presiden Health Effect Institute, Robert O’Keffee, mengutip The Guardian.

Polusi udara berkontribusi terhadap 1 dari 10 kematian di dunia pada 2017 lalu. Angka itu jauh lebih tinggi dari malaria, kebiasaan merokok, dan kekurangan gizi.

Laporan juga menyoroti sederet penyakit mematikan yang disebabkan paparan polusi udara. Sebut saja paru obstruktif kronis yang menyumbang 41 persen kematian global. Ada pula kanker paru-paru yang menyumbang 19 persen, 16 persen dari penyakit jantung iskemik, dan 11 persen kematian akibat stroke.

 

Sumber: cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY