Populasi Bulus di Ponorogo Terus Turun Karena Telurnya Sering Dicuri

0

Pelita.online – Populasi bulus di sebuah sendang atau kolam di Ponorogo semakin menurun. Pencurian telur bulus menjadi salah satu penyebabnya.

Puluhan telur bulus tampak bertumpuk di dalam gundukan tanah sekitar Sendang Bulus, Desa Pager, Kecamatan Bungkal, Ponorogo. Jadi ketika hendak bertelur, induk hewan bernama latin Amyda cartilaginea ini naik ke permukaan. Menyeberangi kolam menuju daratan di malam hari. Setelah bertelur mereka akan kembali ke air. Lokasi bulus bertelur tersebar di sekitar kolam.

“Karena belum ada tempat konservasi khusus, jadi tempat bertelurnya sembarangan,” tutur Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dwianto kepada detikcom, Minggu (22/9/2019).

Menurutnya, untuk menemukan tempat bulus menyimpan telurnya terbilang mudah. Yaitu dengan mencari gundukan tanah di sekitar sendang atau kolam. Saat gundukan digali dengan tangan, maka tumpukan telur langsung tampak berwarna putih susu.

Sekilas mirip telur ayam kampung namun berukuran sebesar telur burung dara. “Kalau bulus yang sudah usia tua sekali bertelur bisa 15-20an butir telur. Mereka biasanya bertelur tiga bulan sebelum musim hujan, menetasnya sewaktu musim hujan,” imbuhnya.

Puluhan telur tersebut, lanjut Dwi, sangat rentan atau tidak bisa diperlakukan sembarangan. Jika sudah tersentuh tangan manusia, telur tersebut tidak akan menetas.

“Kadang dibiarkan saja begitu, sampai nanti menetas terus anakan bulus ke dalam kolam untuk mencari makan,” terangnya.

Dwi menyayangkan belum adanya lokasi konservasi yang memadai. Sehingga tak jarang ada tangan jahil yang mencuri telur dan memasaknya. Terlebih lokasi sendang berada tepat di pinggir jalan sehingga banyak orang yang ingin mengambil telur tersebut.

Saat ini, hewan sejenis kura-kura berpunggung lunak ini mengalami penurunan jumlah dari tahun ke tahun. “Sebelum tahun 2017 jumlahnya ratusan, kalau sekarang cuma 100,” lanjut Dwi.

Beberapa waktu lalu Pokdarwis mengajukan proposal konservasi bulus ke Kemendes PDTT. Berharap ada pagar yang mengelilingi kolam. Selain penangkaran, pengembangan wisata juga ditaksir membutuhkan biaya senilai Rp 2 miliar.

Sudah dua tahun ini Dwi dan kelompoknya berupaya menjaga dan memelihara bulus. “Kami pertama kali ajukan proposal penangkaran pada 2018 lalu, terus kemarin waktu ada Sekjen Kemendes ke sini proposal sudah direvisi dan kami ajukan kembali,” pungkasnya.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY