Proyek PLTS Cirata Makan Waktu 1,5 Tahun, Kapan Beroperasi?

0

Pelita.online – PT PLN (Persero) dan konsorsium PT PJBI-Masdar, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) sebelumnya sudah meneken kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Cirata, Jawa Barat dengan kapasitas 145 MW.

Rencananya, implementasi PLTS Terapung di Waduk Cirata ini akan dimulai pada 6 bulan setelah konstruksi PLTS tersebut rampung dilaksanakan. Konstruksi pembangkit listrik direncanakan mulai berjalan 2021 mendatang.

Sehingga, dapat diperkirakan PLTS beroperasi pada 2022 nanti.

“Dalam setahun pembangunan sudah mulai, kalau bisa kita usahakan percepat dalam 6 bulan kemudian pembangunannya dalam 12 bulan, sehingga kira-kira dalam 1,5 tahun sudah selesai,” ujar Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Pembangunan proyek ini sendiri dibagi ke dalam beberapa tahap. Untuk tahap satu pembangunan PLTS ini selesai di akhir 2021 dengan target 50 MW. Sisanya akan diteruskan di 2022 mendatang.

Dengan kehadiran PLTS Terapung ini diyakini Indonesia kelak benar-benar bisa melepaskan ketergantungannya terhadap energi fosil.

Sebab, nilai jualnya yang dianggap lebih murah ketimbang sumber energi lainnya.

“Mungkin di masa depan 3 sampai 5 tahun lagi, (PLTS) sudah bisa bersaing head to head secara ekonomi (dengan energi fosil dll), sehingga otomatis pilihannya (masyarakat) sudah jatuh ke renewable energy yang not only cleaner tapi juga secara keekonomian mampu bersaing dengan fosil fuel,” paparnya.

Untuk diketahui, pengembangan pembangkit ini sejalan dengan rencana PLN untuk mendukung Perjanjian Internasional dalam menurunkan emisi karbon sebesar 29% di Tahun 2030 yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dalam Paris Agreement Tahun 2015 lalu. Diharapkan proyek ini dapat menjadi pioneer pengembangan PLTS Terapung di waduk lain di wilayah Indonesia.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY