RDF Bantu Cegah Sampah Menggunung di Bantargebang

0

pelita.online – Sebagian area di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, baru saja terbakar. Hingga Ahad malam, 20 Oktober 2023, petugas pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan.

Menurut Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, luas TPST Bantargebang Zona 2 yang terbakar sekitar 2-3 hektare. Sedangkan total luas TPST ini sekitar 110 hektare.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menduga, cuaca panas menjadi pemicu kebakaran. Suhu udara di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) berkisar 34-37 derajat Celsius pada Minggu siang itu.

“Suhu udara tinggi ketika musim kemarau di wilayah Indonesia, dengan kondisi cuaca yang cerah dan curah hujan yang minim, akan membuat permukaan tanah menjadi relatif lebih kering dan curah hujan cenderung berkurang, sehingga vegetasi dan tanah relatif menjadi lebih kering,” kata Prakirawan BMKG, Nur Rahmat Jatmiko, dikutip dari tempo.co, Senin 30 Oktober 2023.

Kemarau panjang yang terjadi sebagai dampak El Nino menjadi rawan karena tumpukan sampah cenderung kering, sehingga saat timbul api akan mudah membara. Selain TPST Bantargebang, kebakaran besar terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Tangerang, Banten, selama empat hari dan sempat mengganggu penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta.

Untuk mencegah penumpukan sampah yang berlebih, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Refuse Derived Fuel (RDF) di Bantargebang. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto menuturkan, RDF menjadi solusi dalam menanggulangi tumpukan sampah yang terus menggunung di TPST Bantargebang.

“Sebanyak seribu ton sampah lama dan seribu ton sampah baru per hari dapat diolah pada fasilitas ini untuk dijadikan 700 ton RDF, yang diperkirakan akan memperpanjang umur pelayanan landfill di Zona IC dan IV hingga 1-2 tahun,” ujarnya.

Ia mengimbuhkan, RDF dapat dimanfaatkan sebagai pengganti batu bara yang masih menjadi bahan baku utama dalam produksi semen. Saat ini, sudah ada dua off-taker RDF hasil pengolahan sampah di TPST Bantargebang, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang siap menerima minimum 550 ton RDF/hari dan PT Solusi Bangun Indonesia yang siap memanfaatkan 150 ton RDF/hari.

Asep pun optimistis, hal itu akan sangat membantu mengurangi masalah sampah di Jakarta. “Kami dari Dinas LH masih sangat optimistis untuk terus dapat melanjutkan beberapa proyek RDF ke depannya. Pengiriman RDF dari Bantargebang dilakukan setiap hari,” ucapnya.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga telah memastikan, produksi di RDF terus berjalan dan dimanfaatkan oleh pabrik semen. “Saya memastikan bahwa pengiriman RDF memang bisa diproses di sini dan tadi sudah dijelaskan oleh jajaran direksi Indocement bahwa ini akan konsisten dan terus-menerus,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Kepemimpinan Heru Budi untuk menyiapkan infrastruktur seperti RDF Bantargebang yang dapat mengatasi permasalahan sampah di Jakarta, diakui Direktur PT Indocement Christian Kartawijaya. “Ini bukan proyek mimpi. Kata Pak Gub, ini bisa dibuktikan, dan ini proyek yang nyata,” paparnya.

Dia menjelaskan, RDF sudah dilakukan di Eropa dan Turki, serta masih banyak negara lainnya yang menggunakan metode ini untuk memecahkan masalah sampah. Zero waste dengan investasi yang jauh lebih murah dibandingkan dengan metode lain.

Menurut pendiri Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano, RDF Bantargebang merupakan solusi akhir yang memang patut dimiliki Pemprov DKI. “RDF masih lebih baik dibanding menumpuk sampah secara open dumping di TPA. Pengolahan melalui RDF bisa memperpanjang usia TPA,” bebernya saat dihubungi Tempo, Senin, 30 Oktober 2023.

Keberadaan RDF, Sano melanjutkan, merupakan bagian dari prinsip 9R dalam pendekatan Circular Economy yang panduannya dikeluarkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas).

“Secara urutan, sebenarnya RDF adalah prioritas terakhir, karena masuk kategori Recovery (R9),” urai Sano. Tahap pertama yakni penggunaan dan pembuatan produk yang lebih cerdas (smarter product use and manufacture) yang terdiri dari R0-Reuse, R1-Rethink, R2-Reduce.

Kemudian tahap kedua adalah extend lifespan of product and its parts atau memperpanjang umur produk dan komponennya yang terdiri dari R3-ReuseR4-Repair, R5-Refurbish, R6-Remanufacture, dan R7-Repurpose.

Tahap ketiga yaitu useful application of materials atau peggunaan material yang berguna, terbagi atas R8-Recycle dan R9-Recovery (RDF masuk kategori ini).

Sano menerangkan, sesuai dengan Jakstranas (Kebijakan dan Strategi Nasioanal) yang sudah diadopsi oleh Jakstrada (Kebijakan dan Strategi Daerah) DKI Jakarta, target pengurangan sampah 30 persen pada 2025 bisa dicapai dengan R0-R7.

Bila rerata timbulan sampah per kapita DKI Jakarta 0,7 kilogram per orang sehari, maka sesuai Jakstranas dan Jakstrada harusnya bisa turun menjadi 0,49 kilogram per orang sehari.

“Sedangkan sebanyak 70 persen yang menjadi sampah diolah dengan prinsip mewajibkan pilah sampah di sumber, agar mudah diolah/didaur ulang (R8) sebanyak mungkin hingga 70-80 persen. Sisanya 20-30 persen dilakukan Recovery (R9) melalui Waste to Energy atau opsi RDF,” ungkap Sano.

Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta cukup membangun fasilitas RDF untuk sampah baru (fresh waste) 1.500-2.000 ton per hari. Selebihnya diupayakan daur ulang secara Circular Economy.

Sano yakin, upaya Pemprov DKI Jakarta mengelola masalah persampahan dapat dicapai dengan satu syarat. “Yakni memilah sampah di sumber dengan penegakan yang disiplin, masif, dan berkelanjutan,” pungkasnya.

sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY