Ritual Lepas Burung Saat Imlek, Simbol Melepas Cela Hidup

0

Pelita.online – Burung memiliki banyak makna dan filosofi. Dalam pernikahan, burung merpati bermakna kesetiaan. Di Eropa burung hantu bermakna kebijaksanaan. Sementara burung garuda memiliki makna kekuatan dan kejayaan bagi Indonesia.

Itu pula yang berlaku bagi warga Tionghoa saat perayaan Imlek. Di Wihara Dharma Bakti, Grogol, Jakarta Barat sejumlah orang yang tengah melakukan ritual ibadah melepaskan burung sebagai makna melepas keburukan dalam hidup.

Burung-burung itu dilepas dari sebuah boks putih dan menjadi salah satu ritual dalam ibadah saat perayaan Imlek. Saat melepaskannya, warga berdoa agar kebaikan selalu menyertai mereka sepanjang tahun.
Humas Wihara Dharma Bakti, Lucas Tjang menjelaskan melepaskan burung bagi warga Tionghoa saat Imlek bermakna melepas keburukan dalam hidup. Selain tentu saja memberi kehidupan bagi sesama makhluk hidup.

“Itu kalau melepaskan burung berarti melepaskan hal-hal yang buruk. Makanya intinya seperti itu aja. Terus memberi penghidupan burung kembali ke habitatnya,” kata Lucas, Sabtu (25/1).

Selain untuk pribadi, melepaskan burung saat Imlek bisa juga untuk mewakili keluarga besar. Tak ada jenis burung yang dikhususkan untuk dilepaskan.

“Ya keluarga. Satu orang melepas jadi mewakili keluarga besar semua,” imbuh Lucas.

Alex (36 tahun), warga Sunter Jakarta Utara, berharap burung yang ia lepaskan kali ini menjadi keberkahan bagi hidup keluarganya. Ia berharap agar semua keburukannya di masa lalu tak kembali terulang.

“Ya lebih makmur. Lebih bagus lagi tahun ini. Lebih baik lagi ke depannya. Lebih makmur dan rezeki lebih banyak lagi,” katanya di Wihara Dharma Bakti.

Ada berbagai jenis burung yang dilepaskan warga Tionghoa untuk ritual ibadah mereka di Wihara Dharma Bakti. Umumnya, burung-burung itu adalah jenis burung peking, sementara sisanya ada burung tekukur dan merpati.

Burung itu mereka dapat dari penjual di depan Vihara. Dalam sekali pelepasan, jumlahnya antara 50-108 ekor burung dengan kisaran harga antara Rp1.200-1.500 per ekor untuk burung peking. Budi, salah satu penjual burung di depan Wihara Dharma Bakti mengaku bisa menjual Rp3.000 lebih ekor burung dalam sehari perayaan Imlek di Vihara. Burung itu dikirim pemasok dari daerah Purwokerto, Jawa Tengah, dan Kediri, Jawa Timur dan dikirim dengan kereta.

Budi sudah 20 tahun menjual burung di depan Wihara Dharma Bakti, Grogol, Jakarta Barat. “Ya lumayan lah,” kata Budi saat ditanya keuntungan bisnisnya itu, Sabtu (25/1).

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY