Pelita.Online, Jakarta — Kemunculan empat varian generasi penerus ponsel flagship seri S memberikan optimisme tersendiri bagi Samsung. Kendati setiap tahunnya ponsel harga premium terus meningkat, Samsung mengaku optimis jika produknya tetap mendapat hati di kalangan pengguna di Indonesia.
Product Marketing Senior Manager Selvia Gofar mengatakan optimisme ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018.
“Melihat pertumbuhan di Indonesia pertumbuhan ekonomi sekitar 5% dari tahun kemarin kita prediksi dan penetrasi smartphone juga growth diatas dua digit. Kita masih melihat optimis untuk pasar premium,” kata Selvia usai acara unboxing Samsung Galaxy S10 Series di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (21/2).
Menurutnya, saat ini ponsel memiliki peranan penting mulai dari transaksi keuangan hingga kebutuhan transportasi terjadi di ujung jempol.
Selvi mengatakan optimis jika konsumen saat ini tidak ragu-ragu untuk merogoh kocek dalam untuk membawa pulang ponsel pintar.
“Mungkin kalo dulu anggaran beli ponsel Rp2 juta. Tapi sekarang jadi sangat butuh jadi harganya Rp3 juta sampai Rp4 juta,” imbuhnya.
Samsung mulai membukan keran pemesanan tiga dari empat varian seri S terbaru yakni Galaxy S10e, Galaxy S10, dan Galaxy S10 Plus. Sama seperti Apple yang menghadirkan XR, Samsung juga menghadirkan Galaxy S10e sebagai ponsel premium termurah dalam seri S10.
Varian ini dibanderol Rp10,5 juta yang dibundling dengan Galaxy buds dan cashback Rp1 juta. Galaxy S10 dibanderol dengan harga Rp13 juta untuk varian RAM 8GB dan memori 128 GB dengan bundling smart TV 32 inci dan cashback Rp1 juta.
Khusus untuk Galaxy S10 Plus, Samsung memasarkannya mulai dari Rp14 juta untuk varian RAM 8GB dan memori 128 GB. Sementara varian tertinggi Galaxy S10+ dengan RAM 12 GB dan memori 1 TB dibanderol Rp24 juta dan varian 8 GB/ 512 GB seharga Rp18,5 juta. Ketiga varian Galaxy S10+ dijual dengan sistem bundling paket Galaxy Watch dan cashback Rp1 juta.
Pre order akan dilakukan pada 22 Februari hingga 28 Februari dan pemesanan akan mulai dikirimkan awal Maret.
CNN Indonesia
