Sebelum Jadi Calon Menteri, Nico Harjanto Pernah Juga Diundang ke Istana

0

Pelita.online – Nico Harjanto jadi satu dari 11 orang yang diundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana. Nama Nico kalah familiar dibanding Prabowo Subianto, Mahfud Md, Jenderal Tito Karnavian, hingga Nadiem Makarim.

Siapakan Nico Harjanto?

Nico adalah akademisi yang juga peneliti. Nico Harjanto tercatat pernah menjadi Ketua Yayasan Populi Center. Nico juga pernah menjadi Ketua Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi).

Nico juga pernah masuk ke dalam Tim Seleksi (Timsel) KPU dan Bawaslu. Tim yang dibentuk pemerintah ini terdiri dari 11 orang ini saat itu diketuai Saldi Isra. Tim yang berisi pakar dari berbagai latar belakang ini bekerja sejak awal September 2016. Tim seleksi ini bekerja hingga akhir Februari 2017.

Selain Nico dan Saldi, tim ini diisi Ramlan Surbakti (Ketua KPU 2004-2007), Soedarmo (Kemendagri), Widodo Ekatjahjana (Dirjen Peraturan dan Perundangan Kemenkum HAM), Valina Singka Subekti (akademisi, anggota DKPP), Hamdi Muluk (Akademisi, Pakar Psikologi Politik), Erwan Agus Purwanto (akademisi), Harjono (mantan Hakim Konstitusi), Betti Alisjahbana (praktisi, mantan anggota Pansel KPK), dan Komarudin Hidayat (akademisi).

Sebelum diundang Jokowi, Nico pernah juga datang ke Istana Negara. Saat itu, Nico bersama pengamat politik lainnya yang diundang santap siang ke Istana Negara.

Saat itu Nico hadir bersama Muhammad Qodari, Ikrar Nusa Bhakti, Hanta Yudha, Philip Vermonte, Thamrin Tamagola, Dodi Ambardi, dan Yunarto Wijaya. Saat itu, Thamrin mengatakan merasa diundang karena dukungannya kepada Jokowi di Pilpres 2014.

“Ada sekitar 12-15 orang duduk di meja panjang. Kurang lebih yang hadir ini seperti yang pernah kumpul waktu itu. Waktu itu para pengamat ini pernah juga dikumpulkan, dulu saat Jokowi sudah terpilih, tapi belum dilantik. Saya bilang, wah ini orang-orang yang dulu,” tutur Thamrin saat berbincang dengan detikcom, Selasa (14/4/2015).

Saat itu, pengamat politik memberi enam poin saran kepada Jokowi. Saran pertama Jokowi bersama kabinet diminta tak hanya fokus kerja pada sektor ekonomi. Kedua, pengamat menilai para investor sangat peduli pada sektor selain ekonomi seperti penegakan hukum, politik tingkat toleransi dalam kemajemukan.

Ketiga, para pengamat mengingatkan Jokowi pada program prorakyat kecil. Poin keempat, pengamat mengusulkan Jokowi kembali menghidupkan bantuan uang tunai seperti di era SBY. Poin kelima, seorang pengamat, Ikrar Nusa Bakti, menyampaikan protes terhadap perlakuan PDIP yang menyebut Jokowi sebagai petugas partai. Poin terakhir, pengamat menyampaikan berdasarkan hasil survei, rakyat tidak mengetahui kinerja Jokowi karena informasi tak tersampaikan dengan baik.

Hari berulang. Nico kembali ke Istana Negara karena diundang Jokowi. Hanya saja, undangan Jokowi kali ini dalam rangka pengenalan menteri.

Nico datang bersama Pratikno dan Fadjroel Rachman. Ketiganya mengenakan kemeja putih dan tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) pukul 14.08 WIB.

Pratikno, Fadjroel, dan Nico tidak mengungkap maksud kedatangannya. Hingga selesai bertemu Jokowi, tidak ada yang bicara secara spesifik mengenai bentuk tugas yang diberikan Jokowi.

Dalam pertemuan di Istana, Fadjoel mengaku banyak berdiskusi mengenai pidato kenegaraan Presiden Jokowi seusai pelantikan di MPR, Minggu (20/10). Fadjroel diisukan bakal menjadi juru bicara kepresidenan.

Sementara Pratikno dikabarkan akan kembali menjadi Mensesneg. Adapun Nico Harjanto belum diketahui secara jelas posisi yang akan diembannya.

Selain ketiganya, Jokowi memanggil mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud Md; founder Gojek, Nadiem Makarim; eks CEO NetTV Wishnutama; eks Ketua TKN Erick Thohir; Kapolri Jenderal Tito Karnavian; Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Mantan rival Jokowi pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto, juga turut dipanggil ke Istana. Dia didampingi oleh Waketum Partai Gerindra Edhy Prabowo.

 

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY