Sekjen PBB Minta Armenia dan Azerbaijan Lakukan Gencatan Senjata

0
(FILES) In this file photo taken on September 24, 2019 UN Secretary General António Guterres speaks at the 74th session of the United Nations General Assembly in New York. - The United Nations is running a deficit of $230 million, Secretary General Antonio Guterres said on October 7, 2019, and may run out of money by the end of October. In a letter intended for the 37,000 employees at the UN secretariat and obtained by AFP, Guterres said unspecified "additional stop-gap measures" would have to be taken to ensure salaries and entitlements are paid. (Photo by Don Emmert / AFP)

Pelita.online – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin (28/9/2020) meminta para pemimpin Azerbaijan dan Armenia untuk segera mengambil langkah-langkah untuk gencatan senjata.

Dalam keterangan tertulisnya, Juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric mengatakan, Sekjen PBB sudah berbicara dengan Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.

“Sekretaris Jenderal menyatakan keprihatinan besar atas bentrokan yang sedang berlangsung di sepanjang garis kontak di zona konflik Nagorno-Karabakh. Dia mendesak kedua pemimpin untuk segera mengambil langkah untuk melakukan gencatan senjata dan melanjutkan negosiasi untuk mencegah ketidakstabilan di wilayah tersebut,” kata dia.

Ia menambahkan, Sekjen PBB menegaskan kembali dukungan penuhnya untuk peran penting ketua bersama Minsk Group di OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa). Termasuk menekankan perlunya kedua pihak bersama organisasi itu untuk kembali ke negosiasi tanpa penundaan atau persiapan sebelumnya.

Pasukan Armenia dan Azerbaijan dilaporkan terus memperebutkan zona konflik Nagorno-Karabakh untuk hari kedua pada Senin, meskipun ada seruan dari komunitas internasional agar pertempuran diakhiri.

Sekjen PBB pada Minggu menyatakan keprihatinannya yang besar atas konflik terbaru Nagorno-Karabakh. Ia menyerukan kedua belah pihak untuk segera menghentikan pertempuran.

Armenia dan Azerbaijan telah bersengketa tentang wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh sejak 1988. Pembicaraan damai telah diadakan sejak 1994 ketika gencatan senjata tercapai, tetapi beberapa kali terjadi bentrokan kecil di sepanjang perbatasan.

Sumber:Xinhua

LEAVE A REPLY