Setahun Bertugas di Perbatasan RI-Papua Nugini, 450 Prajurit TNI Kembali ke Riau

0

pelita.online – Sebanyak 450 orang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Batalyon Infanteri 132/Bima Sakti telah selesai menjalankan tugas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Republik Indonesia dengan Papua Nugini. TNI Angkatan Darat (AD) yang bermarkas di Salo, Kabupaten Kampar, Riau, itu pulang dengan menggunakan KRI Banjarmasin-592 di Dermaga C Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Dumai, Kamis (14/9/2023).

Seluruh prajurit yang ditugaskan ke perbatasan kedua negara itu kembali dengan selamat. Kepulangan mereka disambut oleh Komandan Korem (Danrem) 031/Wira Bima, Brigjen TNI Dany Rakca Andalasawan, Wali Kota Dumai Paisal, Kapolres Dumai AKBP Dhovan Oktavianton, serta dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAM) Kota Dumai. “Kita bersyukur, prajurit Batalyon Infanteri 132/Bima Sakti yang ditugaskan ke perbatasan RI-Papua Nugini Sektor Utara, kembali dengan selamat dan sehat. Pergi 450 dan pulang 450,” ucap Danrem 031/Wira Bima, Brigjen TNI Dany Rakca Andalasawan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/9/2023).

Dany menjelaskan, prajurit menjalani tugas di perbatasan RI-PNG selama 12 bulan atau satu tahun. Sebelumnya, mereka diberangkatkan ke Papua pada 26 September 2022, dengan menggunakan KRI Banda Aceh-593 dari dermaga C Pelindo Dumai. Selama bertugas di sana, Dany menyebut prajurit banyak melakukan kegiatan yang bermanfaat di wilayah perbatasan RI-PNG Sektor Utara. “Prajurit membantu melancarkan pembangunan berupa sarana lampu, air, sekolah, tempat ibadah dan ketahanan pangan,” sebut Dany. Selain itu, lanjut dia, prajurit juga dapat berkomunikasi dengan baik dengan kelompok OPM atau Organisasi Papua Merdeka. Sehingga, dengan sukarela dan secara sadar kelompok OPM itu menyerahkan senjata api yang mereka gunakan secara ilegal. “Dengan cara yang baik dan pendekatan yang baik oleh prajurit TNI Angkatan Darat, kelompok OPM dengan sukarela menyerahkan 4 pucuk senjata api yang masih aktif, termasuk amunisinya,” kata Dany. Kemudian, kata dia, tokoh OPM dan kelompoknya juga secara sadar ikut membantu bersama dengan pemerintah dan masyarakat membangun di daerahnya. “Prajurit TNI juga membantu kepolisian dalam penegakan hukum terkait peredaran narkoba dan miras, yang masih masif beredar di wilayah perbatasan,” imbuh Dany.

sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY