Sistem AI Microsoft Teams Bisa Deteksi Peserta Antusias atau Mengantuk

0

Pelita.online – Microsoft Teams telah mengembangkan sebuah kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk software aplikasi konferensi video miliknya. Sistem AI itu untuk menambah kenyamanan seorang yang sedang melakukan presentasi daring dengan cara menandai reaksi-reaksi audiensnya yang paling positif.

Kecerdasan buatan di Microsoft Teams, dinamai AffectiveSpotlight, mengidentifikasi wajah-wajah para partisipan dan menggunakan sebuah jaringan saraf untuk mengklasifikasi ekspresi yang ada. Misalnya, apakah mereka dalam emosi sedih, bahagia, dan terkejut. Selain juga menandai gerakan kepala mengangguk-angguk dan mengantuk. Sistem AI ini juga diklaim bisa mendeteksi alis mata untuk mencari tanda apakah si peserta sedang bingung.

Setiap ekspresi diberi skala 0-1, dengan semakin tinggi skor respons itu semakin positif. Lalu, setiap 15 detik, sistem AI akan ‘melapor’ kepada si presenter, siapa-siapa pemilik skor tertinggi saat itu .

“Menunjukkan respons audiens membuat si presenter akan lebih awas dan menerima feedback yang komunikatif,” kata juru bicara Microsoft Research.

Berdasarkan sebuah survei terhadap 175 orang, sebanyak 83 persen dari mereka yang pernah menjadi presentasi daring mengatakan kalau mereka kerap kehilangan feedback yang relevan dari audiens-nya. Terutama untuk yang sifatnya isyarat.

Untuk melihat apakah AffectiveSpotlight bisa membantu mengatasi masalah ini, tim Microsoft mengujinya terhadap software yang memeriksa peserta konferensi video secara acak. Hasilnya, AffectiveSpotlight mampu lebih fokus dengan menyorot 40 persen partisipan paling positif selama presentasi berjalan, bandingkan dengan 87 persen oleh software acak.

Mereka yang melakukan presentasi juga dilaporkan merasa lebih positif didampingi AffectiveSpotlight, dan setiap peserta atau audiens tidak bisa membedakan kualitas presentasi dari yang menggunakan atau tanpa AI.

Rua M. Williams di Purdue University, Indiana, AS, mempertanyakan apakah kecerdasan buatan seperti yang digunakan Microsoft Teams bisa berguna lebih besar lagi. Menurutnya, interpretasi hanya dengan audio atau video, atau keduanya, belum tentu akurat.

 

Sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY