Sosiolog: Agar Optimal, Ibu Harus Diberi Pengetahuan Memadai Seputar Pandemi

0
Warga mengikuti serangkaian tes kesehatan seperti Rapid Test dan Swab Test yang dilakukan tenaga kesehatan dari Puskesmas Lenteng Agung di Posyandu Apel 1 RW 5 Kel. Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (23/6/2020). Perkembangan virus corona di Jakarta per 23 Juni 2020, terdapat penambahan jumlah kasus positif corona di Jakarta sebanyak 166 kasus. Dengan tambahan tersebut, jumlah kumulatif kasus positif corona di DKI Jakarta sebanyak 10.123 kasus. Dari jumlah tersebut, 5.228 orang dengan corona di Jakarta dinyatakan telah sembuh, sedangkan 619 orang meninggal dunia. SP/Joanito De Saojoao. 

Pelita.online – Sosiolog Universitas Airlangga, Tuti Budirahayu menilai, peran ibu bisa sangat potensial untuk meningkatkan pemahaman dan kedisiplinan di tengah keluarga dalam menghadapi pandemi Covid-19. Namun, ibu juga perlu dibekali pengetahuan yang memadai tentang kesehatan, sehingga akan lebih optimal dalam memberikan pesan pada keluarganya.

“Sepanjang punya pengetahuan, maka ibu akan menyampaikan ke keluarganya bagaimana menerapkan pola hidup bersih, sehat dan makan dengan gizi seimbang,” katanya kepada Suara Pembaruan, Rabu (30/9/2020).

Peningkatan pemahaman bagi para ibu yang belum memiliki banyak pengetahuan bisa diberikan di posyandu dan lewat Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“Sosialisasi dan pentingnya protokol kesehatan juga harus terus menerus dilakukan sehingga masyarakat ingat dan tidak mengabaikan protokol kesehatan,” ucapnya.

Hal yang juga penting adalah kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan. Menurutnya, kedisiplinan dimulai dari diri sendiri (faktor internal) melalui pola asuh dan habituasi (pembiasaan).

Sedangkan faktor eksternal kedisiplinan adalah adanya peraturan yang punya kekuatan mengikat. Dalam protokol kesehatan diwajibkan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

“Jika kedisiplinan ini tidak dilakukan, Covid-19 akan terus ada,” imbuhnya.

Ketegasan dan konsistensi pemerintah juga harus dilakukan dalam menegakkan kedisiplinan memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Kedisiplinan ini harus menjadi gaya hidup. Sebab saat ini kita sudah terlena dengan hal-hal yang bersifat instan,” ucapnya.

Sumber:Suara Pembaruan

LEAVE A REPLY