Tak Perlu Tunjuk-tunjuk, Ini Etika Berdebat dalam Islam

0

Pelita.online – Perdebatan biasa terjadi terutama saat kita memiliki perbedaan pendapat. Tapi bagaimana cara kita melakukannya? Seperti ini etika berdebat dalam Islam.

Adu argumen antara politikus PDIP Arteria Dahlan dengan ekonom Emil Salim terkait Perppu KPK jadi sorotan publik. Debat keduanya tersaji dalam program Mata Najwa episode Ragu-ragu Perpu yang ditayangan Trans7. Sikap Arteria Dahlan yang berdebat sambil tunjuk-tunjuk dan sebut Emil Salim sesat ini sangat disayangkan oleh netizen.

Dikutip dalam buku ‘Solidaritas dan Toleransi Membangun Kebersamaan dalam Perbedaan’ oleh Prof. Dr. A. Rahman Ritonga, M.A mengatakan, berdebat harus menggunakan kata santun dan menyenangkan orang lain. Tidak boleh menggunakan kata-kata keras dan kotor yang menyinggung pribadi yang berdebat.

Ada firman Allah SWT yang mengingatkan Musa dan Harun mengajari Firaun supaya tidak keterlaluan dalam mendurhakai Allah yakni:

“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melewati batas. (QS:20:43)”

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut. (QS: 20: 44)

Ayat ini mengandung pelajaran tentang pentingnya memelihara etika dalam berdebat.

Dikutip dalam nu.or.id akademisi Mohammad Syifa ketika menjelaskan “Etika Debat dan Dialog dalam Tradisi Keilmuan Islam dan Aplikasinya di Masa Kini”. Dalam berdebat hendaklah mengedepankan hikmah dan mauidzatul hasanah. Berdebat juga harus mengedepankan kerendahan hati.

Kerendahan hati ini sudah dicontohkan oleh para ulama dalam etika berpendapat dan berdebat. Mereka selalu menyampaikan kalimat “wallahualm bisshowab” sebagai penutup pendapat mereka walaupun sudah melalui pemahaman yang mendalam dan sungguh-sungguh. Tak perlu tunjuk-tunjuk saat berdebat.

 

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY