Tentara RI-Malaysia Patroli Bareng Jaga Keamanan Wilayah Perbatasan

0

Pelita.online – Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengatakan kondisi pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia semakin baik. TNI menyebut kedua negara itu bahkan berkolaborasi soal pengamanan wilayah.

“Kemudian di perbatasan sendiri ada pos, kalau kami sebutnya pos Gabma gabungan bersama itu pihak tentara Malaysia dengan pihak tentara kita ya makan bersama, patroli bersama,” kata Direktur Topografi TNI AD, Brigjen TNI Asep Edi Rosidin di diskusi polemik di Hotel Ibis, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (16/11/2019

Brigjen Asep mengatakan pengamanan gabungan itu untuk memastikan wilayah perbatasan kedua negara bebas dari pelanggaran hukum. Menurut Asep, penindakannya pun diperlakukan dengan sama tidak membeda-bedakan.

“Betul-betul mengamankan perbatasan bersama dari pelanggaran-pelanggat hukum. Yang melanggar hukum? terjadi dari kedua belah pihak, tidak dari Malaysia semua dan Indonesia semua, sama-sama sehingga dapat disimpulkan betul yang disampaikan tadi situasinya sangat kondusif,” ujar Asep.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Kewilayahan LIPI, Ganewati Wuryandari, menambahkan dalam pos pengamanan gabungan itu diisi pasukan tentara dari kedua negara baik TNI dan Tentara Diraja Malaysia. Kedua berkolaborasi dalam menjaga keamanan di perbatasan

“Pos gabungan itu adalah komposisinya ada sebagian tentara Diraja Malaysia yang ada di wilayah Indonesia turut menjaga perbatasan kedua negara, dan sebaliknya ada juga tentara kita yang di dalam pos Satgas Tangkas Malaysia untuk menjaga perbatasan,” kata Ganewati.

Ganewati menilai wilayah perbatasan ini memang sering kali menjadi pemicu adanya konflik antar kedua negara. Namun, ia menyebut tidak menemukan adanya permasalahan-permasalahan seperti yang berkembang saat ini di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia.

“Dalam konteks perbatasan kemudian dalam konteks masyarakat antar dua negara ini memang narasi-narasi yang muncul itu kan sering kali seperti mendeskreditkan Malaysia. Jadi, Malaysia selalu dijadikan sebagai sesuatu yang curang, persepsi yang terbentuk disini itu seperti itu. Tapi kalau kita sendiri ke lapangan masalah-masalahnya itu sebetulnya tidak ada. Mereka itu adalah dua masyarakat yang memang dari dulunya adalah satu kesamaan keturuan, dan praktik-praktik sosial budaya sudah ada sebelum negara itu ada,” kata Ganewati.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY