Ternyata Ini Sebabnya Thailand Kaget Lihat Beras di Cipinang

0

pelita.online – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi bercerita soal keheranan delegasi Thailand saat dibawa berkunjung ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta.

Menurut Arief, delegasi yang merupakan pihak dari direktorat jenderal departemen perdagangan luar negeri dan asosiasi eksportir beras Thailand itu kaget dengan beras yang ada di pasar tersebut.

“Kemarin saya bawa delegasi Thailand ke Cipinang, Directorate General Department of Foreign Trade dan asosiasi eksportir beras Thailand. Mereka sendiri amaze bahwa di sana berasnya itu bukan beras impor, tapi lokal,” tutur Arief kepada wartawan usai meninjai ketersediaan beras di Pasar Klender, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Ternyata, menurut Arief, delegasi Thailand tersebut dibuat bingung karena tak menemukan beras impor di Pasar Induk Beras Cipinang.

“Beras-beras mereka itu sebagian ada di gudang Bulog karena itu untuk intervensi,” kata Arief.

Seperti diketahui, pemerintah menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton tahun ini. Di mana, sebagian asal beras impor tersebut adalah Thailand.

Menurut Direktur Utama Bulog Budi Waseso, realisasi impor beras yang sudah dikuasai Bulog ada sebanyak 1,6 juta ton, dan sisanya 400 ribu ton ada yang masih dalam perjalanan dan ada juga sebagian yang sudah masuk ke daerah atau wilayah di seluruh Indonesia.

“Yang terealisasi sudah 1,6 juta ton, tinggal 400 ribu ton. Sebagian masih di perjalanan dan sebagian lagi sudah masuk di wilayah-wilayah,” jelasnya.

“Jadi sekarang kita tidak tumpuk di satu tempat, Kalau dulu kan banyak di Jawa, umpamanya di Jakarta dan di Jawa Timur. Sekarang nggak, langsung dikirim ke daerah-daerah, bahkan di Papua pun kita langsung kirim dari Thailand ke Papua,” kata Buwas.

Apalagi sebelumnya, pemerintah lewat Perum Bulog gencar melakukan operasi pasar untuk beras di Pasar Induk Beras Cipinang.

Namun, kini kebijakan itu tak diberlakukan lagi. Hingga menyebabkan pedagang beras di Cipinang teriak meminta Bulog segera melakukan operasi pasar beras di Cipinang.

“Gini, stok sekarang itu, seperti yang disampaikan Pak Arief tadi, dengan banyaknya truk yang masih (bawa) produksi dalam negeri (ke Cipinang) berarti kan masih aman. Di pasar ini stok dalam negeri banyak, berarti aman. Nggak usah khawatir kalau kurang gitu,” kata Buwas.

Dia pun menegaskan, tak ada rencana memasok beras ke PIBC.

Sekarang, katanya, pemerintah mendistribusikan beras lewat program SPHP, yang disebar lewat pasar tradisional dan ritel modern. Dengan target bisa langsung menjangkau konsumen.

“Karena Pasar Induk kan mendistribusikan juga kepada pasar-pasar dan ritel. Kan sama saja jadi lebih baik Bulog langsung ya mendistribusikan,” jelasnya.

“Kan sudah ada suplai dari dalam negeri. Karena ini beras CBP (cadangan beras pemerintah) yang penggunaannya untuk intervensi kita langsungkan. Makanya tadi kita ingin minta datanya secara keseluruhannya, kalau ritel sudah ada sekarang yang pengecer-pengecer pasar,” kata Buwas.

Sementara itu, mengutip situs resmi PIBC, stok beras yang ada di pasar itu per 28 Agustus 2023 tercatat sebanyak 24.803 ton. Angka ini lebih rendah 33,2% dibandingkan level stok setahun lalu, dan turun 1,5% dari sebulan sebelumnya.

Tercatat ada 3.821 ton beras yang masuk dan 2.999 ton yang keluar.

Menanggapi posisi stok beras di PIBC yang di bawah 25.000 ton, Arief pun bersuara.

“Aman nggak aman itu begini. Selama kita masih bisa melihat stok barang atau beras itu masih ada, di ritel masih ada di pasar induk Cipinang masih ada itu artinya stok aman,” kata Arief.

“Kemudian jumlah truk yang masuk di pasar induk Cipinang itu masih di atas 200 truk itu artinya masih bagus,” pungkasnya.

sumber : cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY