Tim Perkirakan Ada 21 Klaster Covid-19 di Jawa Timur

0

Pelita.online – Tim Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur memperkirakan terdapat 21 klaster penularan virus corona di Jatim. Namun baru enam klaster penularan yang teridentifikasi secara detail.

“Bahwa beberapa episentrum penularan covid-19 ada beberapa memang, kami melihat ada 21 titik [di Jatim]. Cuma enggak semua bisa dilihat secara utuh, karena beberapa daerah ada yang belum memberikan data lengkap,” kata Ketua Rumpun Tracing Kohar Hari Santoso. di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (6/4).

Kohar mengatakan salah satu klaster yang saat sedang didalami pihaknya adalah Pelatihan Petugas Haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Acara pelatihan tersebut diikuti 415 peserta dari berbagai daerah di Jatim, Bali hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dari klaster Pelatihan Petugas Haji saat ini terdapat 19 orang dinyatakan positif virus corona. Mereka tersebar di berbagai daerah di Jatim. Salah satu di antaranya meninggal dunia di Kabupaten Kediri.

Kohar menyebut klaster penularan virus corona lainnya berada di Kabupaten Magetan, yang terkait dengan pasien positif virus corona di Solo, Jawa Tengah. Dari klaster itu kini 9 orang dinyatakan poasitif.

Tim Gugus Tugas: Ada 21 Klaster Penularan Corona di JatimFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian

Selain itu, klaster penularan di Kabupaten Magetan dan Sidoarjo yang terkait dengan kegiatan keagamaan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kemudian kluster Malang terkait pertemuan skala internasional di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Kluster baru, kata Kohar, adalah kluster pasar. Dua pasar di Kota Surabaya, yakni Pasar Kapasan dan Pasar Pusat Grosir Surabaya (PGS) ditutup sementara. Dari dua titik tersebut lima orang dinyatakan positif virus corona.

“Ini masih perlu kami teliti lagi dengan lebih detail. Lalu ada juga klaster umrah, seperti yang kami temukan di Lumajang,” ujarnya.

Kohar menyatakan 15 klaster lainnya belum dapat teridentifikasi secara detail. Menurutnya, beberapa daerah masih belum bisa memberikan data secara lengkap kepada tim tracing Pemprov Jatim.

“Kami perlu data yang lebih komplit, lebih detail. Jadi kami mengimbau masyarakat yang memang ada kaitan dengan mereka yang sakit, hendaknya merasa punya tanggung jawab untuk mengisolasi diri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kohar mengaku pihaknya juga mengalami kendala lantaran banyak masyarakat tak kooperatif dan terbuka tentang riwayat perjalanannya dan kontak terakhir dengan pihak lain.

“Karena memang kendala di tim tracing itu sebagian besar masyarakat tidak terbuka tentang riwayat perjalanan mereka. Apakah mereka pernah kontak dengan pasien positif atau tidak,” kata dia.

Sampai kemarin, Minggu (5/4), jumlah pasien positif virus corona di Indonesia mencapai 2.273 orang. Dari jumlah itu, 198 orang meninggal dunia dan 164 orang lainnya dinyatakan sembuh.

Sementara di wilayah Jatim, terdapat 187 pasien positif virus corona, dengan 14 orang meninggal dunia dan 8 pasien sembuh.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY