pelita.online-Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Gunawan Suryoputro, mengatakan, untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing perlu didukung oleh input dan proses, yakni kualifikasi dosen dan kurikulum.
Terkait kualifikasi dosen, Gunawan menuturkan, saat ini Uhamka menargetkan kualifikasi dosen harus doktor atau bergelar S3. Oleh karena itu, program doktrorisasi menjadi prioritas utama. Pasalnya, saat ini total dosen bergelar doktor di Uhamka masih 24% atau 150 doktor dari 600 dosen.
“Kami tiap tahun memiliki target minimal 50 dosen masuk ke S-3. Kami semacam memberikan warning kepada seluruh dosen, jika dalam waktu kurang dari 10 tahun tidak S-3, maka kemungkinan ada regulasi internal Uhamka untuk pensiun dini. Itu sudah kami warning,” kata Gunawan, Rabu (17/2/2020).
Ia menuturkan, target dosen bergelar doktor ini untuk mendukung visi dan misi perguruan tinggi. Dalam hal ini, perguruan unggul dinilai dari perguruan tinggi yang berbasis riset. Sementara riset, kekuatannya ada di sumber daya manusia (SDM).
SDM akan kuat apabila memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai, yaitu S-3. Dengan begitu tiap tahun ada target dosen melanjutkan S-3. Bahkan untuk saat ini, ada 100 dosen sedang melanjutkan S-3 dan 300 lainnya secara bertahap akan melanjutkan S-3.
Gunawan menuturkan, kurikulum akan terus dikembangkan, tidak hanya pada standar pendidikan tinggi, tetapi harus melampaui dari standar tersebut.
Untuk mencapai hal tersebut, lanjut Gunawan, maka harus menggunakan kurikulum global. Dalam hal ini, salah satu indikator menandakan kurikulum digunakan global adalah referensi kurikulum menggunakan kompetensi abad ke-21.
“Jadi kurikulum abad ke-21 itu memiliki ciri-ciri di mana kurikulumnya itu bisa menjadikan mahasiswa berpikir kritis, kreatif, inovasi, dan kemandiriannya,” kata Gunawan.
Menurut Gunawan, dengan kurikulum global ini, maka proses pendidikan, proses pembelajaran, proses riset, proses publikasi, dan sebagainya mutunya menjadi global.
Sumber: BeritaSatu.com
