Wakil Ketua MPR Minta Uji Klinis Vaksin Sinovac Dipercepat

0

Pelita.online – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan hadirnya 1,2 juta vaksin COVID-19 produksi Sinovac China memberikan harapan baru bagi masyarakat atas penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 9 bulan. Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk mempercepat proses uji klinis vaksin sehingga bisa segera dimanfaatkan masyarakat.

“Tentu kita patut bersyukur karena vaksin sudah datang, tinggal pemerintah, MUI dan stakeholder terkait untuk mempercepat uji klinisnya sehingga vaksin ini bisa segera dipakai atau diedarkan di masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Gus Jazil tersebut dalam keterangannya, Rabu (9/12/2020).

Ia juga menekankan dari sisi harga, pihaknya meminta agar tidak dipatok terlalu tinggi sehingga justru menjadi beban bagi masyarakat.

“Dari sisi harga vaksin, jangan sampai ada kesan pemerintah berbisnis vaksin,” tuturnya.

Pemerintah juga diminta untuk memberikan subsidi bagi masyarakat yang kurang mampu, dan menggratiskan bagi masyarakat miskin.

“Tentu harus ada yang disubsidi, tapi tidak semua. Artinya masyarakat yang tidak berkemampuan dan rentan itu yang diutamakan dan diberi subsidi,” katanya.

Jazilul mengatakan setelah pemerintah mengumumkan kehadiran vaksin, maka perlu mensosialisasikan waktu pengedaran vaksin dan sasaran utamanya agar masyarakat tidak bertanya-tanya.

“Kapan diedarkan, kepada siapa saja, itu menurut saya perlu disampaikan supaya masyarakat menjadi tenang. Jadi ada harapan bahwa vaksin ini memang yang dipilih oleh pemerintah,” urainya.

Di sisi lain, masyarakat juga diimbau untuk tidak perlu terlalu khawatir terhadap risiko atau efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh vaksin ini. Sebab, menurutnya, pemerintah pasti tidak akan menjerumuskan warganya.

“Soal risiko atau efek samping dari vaksin ini tentu pemerintah yang tahu itu, tapi nggak mungkin pemerintah menjerumuskan warganya dengan vaksin yang tidak sesuai standar,” kata dia.

Dengan jumlah vaksin yang terbatas, saat ini untuk tahap pertama kedatangan hanya 1,2 juta, Jazilul meyakini pemerintah sudah memiliki data siapa yang menjadi prioritas untuk diberikan vaksin.

“Pemerintah pasti sudah punya data dan petanya siapa yang prioritas untuk diberikan vaksin terlebih dahulu. Saya yakin itu, kalau belum punya data ya kebangetan,” katanya.

Diketahui, sebanyak 1,2 juta vaksin COVID-19 dari Sinovac, China telah tiba di Indonesia pada Minggu (6/12) malam. Saat ini, vaksin tersebut disimpan di Kantor Pusat PT Bio Farma, Kota Bandung. Sampel vaksin akan diambil untuk pengujian mutu oleh tim dari BPOM dan Bio Farma untuk menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat.

Rencananya, pemerintah segera mendatangkan lagi 1,8 juta vaksin yang diperkirakan bakal tiba di Indonesia pada Januari 2021 mendatang.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY