WHO hingga Trump Diprediksi Jadi Penerima Nobel Perdamaian

0

Pelita.online – Sejumlah nama termasuk aktivis lingkungan Gretta Thunberg, PM Selandia Baru Jacinda Ardern, dan Presiden AS Donald Trump hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masuk dalam daftar nama yang diprediksi jadi penerima hadiah Nobel Perdamaian.

Ketua Komite Nobel Norwegia, Berit Reiss-Andersen akan mengumumkan pemenang Nobel Perdamaian 2020 pada hari ini, Jumat (9/10) pukul 9.00 GMT atau sekitar pukul 16.00 WIB di Institut Nobel, Oslo.

Tahun ini panitia menerima 318 nominasi, sekitar 211 di antaranya merupakan individu dan 107 organisasi. Selama 50 tahun terakhir nama-nama calon penerima selalu dirahasiakan oleh panitia.

“[Nama nominasi dirahasiakan] agar pengambil keputusan bisa mengintervensi suatu konflik, mereka harus bisa membangun opini berdasarkan informasi akurat yang diberikan media,” kata Sverre Lodgaard, peneliti di Institut Urusan Internasional Norwegia (NUPI) seperti dilansir AFP.

WHO
Pandemi virus corona telah mendominasi berita utama media massa sejak awal 2020. WHO menjadi favorit penerima Hadiah Nobel Perdamaian karena telah menjadi garda depan dan pusat respons global.

Mulai dari menyatakan corona sebagai pandemi global pada 11 Maret, menetapkan panduan kesehatan masyarakat, hingga membangun kapasitas di negara-negara yang paling rentan terhadap penyakit tersebut.

Kendati demikian WHO bukan tanpa celah. Mereka telah dikritik karena rekomendasinya yang terlambat kepada masyarakat untuk memakai masker. Selain itu mereka sangat bergantung pada informasi dari pemerintah China atas pelapor seperti dokter Li Wenliang.

Gretta Thunberg
Gretta, remaja Swedia yang telah mendapat Person of the Year 2019 dari TIME, telah memenangkan apa yang sering disebut sebagai “hadiah Nobel alternatif”. Dia diganjar penghargaan tersebut setelah secara vokal menyuarakan isu perubahan iklim.

Pada 2019, ia juga menjadi sosok yang difavoritkan sebagai peraih hadiah Nobel Perdamaian setelah menjadi ujung tombak pergerakan memimpin pemuda global melawan perubahan iklim. Di tengah pandemi pada April, dia meluncurkan kampanye untuk mendukung UNICEF  melindungi kehidupan muda selama pandemi corona.

Jacinda Ardern
Sosok Ardern menuai pujian dunia atas respons dan kemampuannya menghalau penyebaran virus corona di Selandia Baru. Pada 2019 ia juga masuk dalam daftar favorit penerima Nobel Perdamaian atas responsnya terhadap aksi pembantaian masjid di Christchurch.

Tahun ini, namanya kembali disebut-sebut berbagai kalangan layak untuk mendapat Hadiah Nobel karena berhasil membawa Negeri Kiwi sebagai salah satu negara dengan angka kematian terendah karena corona.

Loujain al-Hathloul
Otoritas Arab Saudi menahan Loujain al-Hathloul, bersama dengan beberapa aktivis hak perempuan lainnya pada Mei 2018, hanya sebulan sebelum Kerajaan mencabut larangan perempuan untuk mengemudi.

Dalam sebuah wawancara yang menandai dua tahun sejak penahanan al Hathloul, saudara perempuannya yang tinggal di Brussel, Lina al Hathloul mengatakan bahwa Hathlul ditawari kebebasan sebagai imbalan karena secara terbuka menyangkal bahwa dia telah disiksa di penjara.

Donald Trump
Kendati diliputi serangkaian kebijakan dan pernyataan kontroversial, sosok Trump masuk dalam daftar orang yang difavoritkan menerima Nobel Perdamaian. Berbeda dari pesaing lainnya, Trump beberapa kali beberapa kali berkata bahwa dia pantas memenangkan penghargaan tersebut.

Dalam sebuah rapat umum yang dihelat pada Januari 2020 di Toledo, Ohio, dia memberi tahu para hadirin bahwa hadiah nobel perdamaian 2019 yang diberikan kepada Abiy Ahmed seharusnya diberikan kepadanya. Pada 2018, Trump juga menyebut dia pantas mendapatkan penghargaan itu atas upayanya meyakinkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk menyerahkan senjata nuklir.

Tahun ini, Gedung Putih mengatakan Trump dinominasikan untuk kepemimpinannya dalam perantara Kesepakatan Abraham, yang membuat UEA-Bahrain secara resmi menormalkan hubungan dengan Israel.

Kandidat lain
Selain nama dan organisasi di atas, gerakan Black LIves Matters masuk dalam nominasi favorit penerima Nobel Perdamaian karena telah menarik perhatian global atas tindakan rasis dan kebrutalan polisi.

Selain gerakan Live Black Matters, ada juga organisasi yang dianggap layak meraih penghargaan, mulai dari Pengawas kebebasan pers Komite untuk Melindungi Jurnalis dan Reporter Tanpa Batas, dan badan multilateral seperti Uni Eropa dan UNHCR, hingga organisasi pengungsi PBB.

Sementara nominasi individu lainnya yakni dan pembuat film Inggris David Attenborough, aktivis Sudan Alaa Salah, dan politisi oposisi Rusia Alexei Navalny.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY